SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

ilustrasi (JIBI/dok)

Kanalsemarang.com, KUDUS – Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera melakukan analisa dan evaluasi semua jalur trayek angkutan desa di daerah setempat, menyusul adanya jalur trayek yang mati.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Kami mencatat, dari 22 jalur trayek angkutan desa terdapat dua jalur trayek yang mati,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Kudus, Didik Sugiharto seperti dikutip Antara, Sabtu (6/9/2014).

Kedua jalur trayek tersebut, yakni trayek Brayung-Bareng dan trayek Terminal Jati-Bareng-Cranggang.

Selain itu, kata dia, jumlah angkutan yang beroperasi di jalur trayek tertentu juga ada yang berkurang drastis sehingga perlu ada evaluasi.

Dengan adanya analisa dan evaluasi, kata dia, nantinya juga dimungkinkan akan dibuka jalur trayek baru yang dimungkinkan lebih menguntungkan pengusaha angkutan.

“Kegiatan tersebut juga untuk mengetahui potensi calon penumpang di masing-masing jalur trayek mengingat saat ini mudahnya mendapatkan kendaraan pribadi menjadi salah satu penyebab berkurangnya penumpang angkutan,” ujarnya.

Masukan untuk membuka jalur trayek baru, kata dia, memang berulang kali diterima, terutama di daerah yang agak terpencil namun potensi masyarakat setempat memanfaatkan angkutan diperkirakan cukup banyak.

Saat ini, kata dia, banyak pemilik angkutan yang pindah ke jalur trayek lain karena jalur trayek yang dimiliki sepi penumpang.

Dari puluhan jalur trayek, kata dia, armada angkutan paling banyak terdapat di jalur trayek Terminal Jati-Terminal Jetak yang mencapai 105 angkutan dari kuota sebanyak 107 angkutan.

Terkait rencana analisa dan evaluasi jalur trayek di Kudus, kata dia, dimungkinkan baru bisa dilaksanakan tahun 2015, karena menyangkut anggaran.

Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kudus, Moch Ma’ruf Sutarwi mengungkapkan, jumlah angkutan yang beroperasi memang cenderung mengalami penurunan karena sepinya penumpang.

“Mudahnya masyarakat mendapatkan kendaraan pribadi turut menyebabkan sepinya penumpang,” ujarnya.

Akibatnya, lanjut dia, angkutan yang beroperasi juga menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya