Jateng
Minggu, 9 September 2018 - 20:50 WIB

Rektor Unissula Tampil di Drama Tiga Babak, Perankan Sultan Agung dengan Apik

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><b>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</b> Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, Prabowo Setiyawan, tampil dalam Drama bertajuk <i>Drama Tiga Babak Sultan Agung Sang Pejuang</i> yang berlangsung di Auditorium Kampus Unissula Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (8/9/2018) malam.</p><p>Menceritakan tentang kisah Sultan Agung dan pasukannya yang berperang melawan penjajah Belanda, Prabowo memainkan peran Sultan Agung dengan apik. Ada tiga babak yang dimainkan untuk menceritakan kisah drama yang ditulis oleh Eko Tunas, disutradarai oleh Suhartono atau Mas Ton, pendiri Teater Lingkar Semarang itu.</p><p>Babak demi babak berjalan, diselingi dengan penampilan Puja Syarma dan Hadi el Rasheed dengan lantunan salawat dan tembang islami yang demikian merdu. Meski berkisah tentang perjuangan, drama itu tak melulu berkesan serius, melainkan dibumbui pula dengan humor dalam dialog-dialognya yang membuat tawa dari para hadirin terdengar menggema riuh.</p><p>"Tujuan diadakannya pementasan drama Sultan Agung ini adalah untuk mengingatkan bahwa kita semua punya tokoh besar yang patut diteladani," kata Prabowo sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita <i>Antara</i>, Minggu (9/9/2018).</p><p>Menurut dia, Sultan Agung bukan hanya sebagai pemimpin pemerintahan dan politik, tetapi juga pemimpin agama dan budaya, dengan jiwa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kata dia, pementasan drama itu juga bisa saling mengakrabkan di antara <i>civitas a</i><i>c</i><i>ademi</i><i>c</i><i>a</i>, baik dosen, karyawan, maupun mahasiswa.</p><p>"Semua unsur kan ikut ambil bagian dalam pementasan ini, baik dosen, karyawan, dan mahasiswa. Dengan drama ini, bisa saling mengakrabkan," kata Prabowo.</p><p>Dalam kisah drama itu, Kerajaan Mataram yang dipimpin Sultan Agung terus melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia dengan berbagai strategi jitu, salah satunya tumpeng dengan mengepung musuh dari segala penjuru. Penyerangan pertama gagal karena Belanda mengerahkan lebih dari 3.000 tentara, namun Sultan Agung terus melakukan penyerangan-penyerangan berikutnya.</p><p>Akhirnya, VOC melakukan strategi keji dengan meracuni sungai-sungai yang mengakibatkan banyak tentara Mataram yang meninggal karena wabah penyakit. Kekejian strategi Belanda itu menjadi senjata makan tuan karena wabah penyakit menular itu membuat Jenderal Belanda Jan Peterszoon Coen terserang penyakit hingga tewas.</p><p>Bukan hanya rektor, jajaran petinggi Unissula pun ambil bagian dalam drama itu, antara lain Wakil Rektor I Bedjo Santoso, Dekan Fakultas Teknik Rahmat Mudiyono, dan Dekan Fakultas Bahasa dan Ilmu Komunikasi Hartono.</p><p><strong><i><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</i></strong></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif