Jateng
Sabtu, 31 Juli 2021 - 15:32 WIB

Rest Area di Kabupaten Brebes Ini Berikan Nuansa Klasik

Yesaya Wisnu  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rest Area KM260B Banjaratma Kabupaten Brebes (ISumber: Detik.com)

Solopos.com, BREBES— Bagi pemudik atau pelaku perjalanan yang sering melewati jalur pantura di Jawa Tengah melalui tol, pasti sudah mengenal Rest Area Km 260B Banjaratma yang ada di Kabupaten Brebes. Rest area ini merupakan hasil proses revitalisasi pabrik gula yang sekarang menjadi rest area kekinian.

Di kalangan pengguna jalan tol dan pemudik, kehadiran rest area ibarat sebuah oase di tengah padang gurun karena seperti namanya, para pelaku perjalanan bisa sejenak beristirahat setelah mengemudi dalam waktu yang lama dan tidak banyak rest area yang unik.

Advertisement

Mengutip Detik.com, Sabtu (31/7/2021), rest area dengan gaya kekinian ini dibuka sejak 17 Maret 2019 silam dan berlokasi di Tol Pejagan –Pemalang. Rest area ini merupakan Pabrik Gula (PG) Banjaratma yang beroperasi sejak 1913 di bawah pemerintahan kolonial Belanda dan akhirnya gulung tikar pada tahun 1998 karena tingginya biaya operasioal. Tak berapa lama, bangunan pun ditetapkan sebagai cagar budaya.

Baca Juga : Jembatan Merah, Berdiri Megah Setelah Terjangan Badai Cempaka

Advertisement

Baca Juga : Jembatan Merah, Berdiri Megah Setelah Terjangan Badai Cempaka

UMKM di Rest Area KM260B Banjaratma (Sumber: Detik.com)

Dari yang sebelumnya tidak terurus, sinergi BUMN pun melirik PG Banjaratma karena lokasinya yang dekat sekali dengan jalan tol. Pemugaran pun dimulai dan detak jantung PG Banjaratma kembali berdenyut sebagai rest area yang kekinian.

Bangunan rest area ini besar dan terlihat jelas dari kejauhan. Memasuki area PG, para pengunjung sudah pasti akan terpukau dengan bangunan cagar budaya tersebut yang sangat vintage dan memiliki kesan klasik.

Advertisement

Baca Juga: 5 Tempat Angker di Banyumas, Salah Satunya Gunung Slamet

Masuk ke dalamnya, kesan lawas itu pun hilang lewat panorama berupa deretan booth kuliner dan UMKM yang ditata berjajar. Sisa-sisa bata merah dan besi lawas bekas alat pemrosesan gula menyatu dengan bangku dan meja yang kekinian.

Booth yang hadir pun bervariasi, mulai dari penjaja makanan hingga minuman dengan aneka menu. Ada pula UMKM yang menjajakan kopi serius layaknya di kafe kekinian dan dinikmati sambil mengagumi bangunan klasik era kolonal yang memukau.

Advertisement

Bahkan apabila diperhatikan, pelaku perjalanan masih bisa menemukan beberapa detail autentik dari eks pabrik gula tersebut. Contohnya seperti nama pembuat tiang besi yang namanya terpatri di sisi tiang hingga tegel lama yang menghiasi salah satu sisi dindingnya. Tentunya cocok bagi kamu yang menikmati sejarah.

Sedangkan di sisi luar, pelaku perjalanan bisa melihat bekas lokomotif uap jadul yang dahulu digunakan untuk mengangkut pohon tebu. Meskipun sudah tidak berfungsi, kehadirannya menjadi pengingat akan masa kejayaan pabrik gula sekaligus spot foto bagi kaum milenial.

Bagi para pelaku perjalanan yang akan melakukan rehat di rest area ini dan kebetulan juga bensinnya hampir habis, Rest Area KM 260 B juga menyediakan petamini. Selain itu, rest area ini juga terdapat masjid bagi umat Muslim yang hendak menjalankan ibadah salat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif