SOLOPOS.COM - Aksi unjuk rasa atau demo di depan Kantor DPRD Jateng dan Kantor Gubernur Jateng yang sempat diwarnai kericuhan, Kamis (8/9/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Aksi unjuk rasa atau demo massa dari berbagai elemen masyarakat yang menamakan dirinya Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) di Kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Kota Semarang, Kamis (8/9/2022), sempat ricuh. Jalannya demo bahkan sempat diwarnai aksi saling lempar botol air mineral dari peserta aksi.

Pantauan Solopos.com, aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM itu dimulai pada pukul 14.45 WIB. Sebelum melakukan unjuk rasa, massa sempat memadati Jalan Pahlawan, Kota Semarang.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Aksi unjuk rasa itu diawali dengan orasi dari koordinator lapangan (korlap) masing-masing kelompok. Meski demikian, menginjak pukul 16.18 WIB, situas mulai memanas.

Massa mulai menerabas security barrier yang tampak seperti kawat berduri. Aparat polisi yang melihat hal tersebut mulai menutup gerbang Kantor DPRD Jateng yang bersebelahan dengan Kantor Gubernur Jateng.

Gerbang yang pernah jebol saat aksi unjuk rasa menentang Omnibus Law pada 2021 itu pun sempat menjadi sasaran massa dengan didorong-dorong. Massa mendesak agar diizinkan masuk halaman Gedung DPRD Jateng untuk membacakan pernyataan sikap.

Baca juga: Demo hingga Nutup Jalan di Solo, 1.000-an Mahasiswa Soloraya Serukan 4 Tuntutan

Namun hingga pukul 17.30 WIB, permintaan massa pengunjuk rasa itu tak digubris. Alhasil, massa yang kesal pun mulai melakukan tindakan anarkistis dengan melempar botol mineral.

Seorang agitator massa, Arif Afruloh, mengatakan aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan empat tuntutan. Tuntutan pertama terkait penolakan kenaikan harga BBM, kemudian menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), mengusut tuntas kasus kerajaan dalam tubuh Polri, dan mengusut kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia yang dianggap belum tuntas.

“Skenarionya tadi kalau tidak boleh masuk, kami mau menyegel Kantor DPRD [Jateng] dengan rantai dan atribut. Tapi, dihalangi aparat. Sedangkan, massa tetap meminta masuk dan melakukan dialog, hingga diizinkan 30 orang. Tapi, ternyata itu tidak cukup. Kami ingin masuk semua,” jelas Arif kepada Solopos.com seusai aksi massa, Kamis petang.

Tak Sesuai Skenario

Arif juga tak menampik jika terjadi misskomunikasi antarkoordinator kelompok hingga terjadi cekcok yang berbuntut saling lempar botol air mineral.

Arif pun menjelaskan sebenarnya para massa aksi berkeinginan masuk ke halaman Gedung DPRD Jateng dan membacakan pernyataan sikap. Tapi, jika keinginan itu tidak diakomodasi, mereka ingin menyegel Gedung DPRD Jateng.

Baca juga: Geruduk Kantor Gubernur Jateng, Ini Tuntutan Mahasisa & Buruh

“Tapi ini [skenario pertama dan kedua] tidak jalan. Akhirnya, pada tetap ingin masuk. Kemudian, korlab mengkondisikan dengan membacakan pernyataan di depan [luar halaman Gedung DPRD Jateng],” jelasnya.

Akan tetapi, pembacaan pernyataan sikap di luar halaman Gedung DPRD Jateng itu tidak disambut apresiasi massa aksi yang melakukan unjuk rasa atau demo. Mereka bahkan melempari botol mineral kepada korlap aksi yang tengah membacakan pernyataan sikap di atas mobil.

Aksi unjuk rasa itu pun akhirnya sempat memanas. Meski demikian, ketegangan tidak berlangsung lama dan berakhir pada pukul 18.00 WIB atau saat waktu azan Magrib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya