Jateng
Jumat, 2 Juli 2021 - 09:45 WIB

RS di Kudus Belum Terima Klaim Penanganan Pasien Covid

Newswire  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi RSUD Loekmono Hadi Kudus (Antara)

Solopos.com, KUDUS — Sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Kudus hingga kini belum menerima klaim pembayaran penanganan pasien corona. Rumah sakit ini mengajukan klaim pembayaran penanganan pasien sejak Oktober 2020.

Mengutip Antara, Jumat (2/7/2021), Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Kudus, salah satu rumah sakit rujukan di Kudus menyebut klaim penanganan akhir tahun 2020 sudah diajukan pada bulan Oktober 2020. “Termasuk untuk klaim tahun 2021 ini juga sudah diajukan periode Januari-Mei 2021 dengan nilai klaim berkisar Rp18 miliar,” katanya.

Advertisement

Sementara sebelum Oktober 2020, pihaknya sudah mendapatkan pembayaran klaim senilai Rp5 miliar. Namun, penundaan pembayaran klaim yang terlalu lama juga berpengaruh terhadap arus kas rumah sakit.

Baca Juga : Posko Gabungan Covid-19 Jateng di Kudus Dibubarkan

Advertisement

Baca Juga : Posko Gabungan Covid-19 Jateng di Kudus Dibubarkan

Ia berharap pembayaran klaim terjadwal karena rumah sakit swasta juga membutuhkan pemasukan dan menjaga arus kasnya stabil. Sedangkan pengeluaran untuk biaya operasional sehari-hari juga tidak mungkin ditunda.

Untuk menutupi kekurangan biaya operasional, selain ditutup dengan klaim BPJS Kesehatan sekitar Rp3 miliar per bulan juga ada dana talangan untuk operasional rumah sakit.

Advertisement

Ubah Alur Beban Biaya

Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus, Abdul Aziz Achyar, berharap bisa segera cair, meskipun saat ini masih memiliki dana cadangan yang berasal dari dana sisa lebih pembiayaan tahun sebelumnya hingga Rp60 miliar.

“Kami perkirakan kemampuan membayar kami masih cukup hingga bulan Agustus 2021. Karena kami juga memiliki sumber pendapatan lainnya, seperti klaim BPJS Kesehatan sekitar Rp6 miliar per bulan, serta pelayanan pasien umum karena masih tersedia dua bangsal umum, bangsal jiwa, bangsal nifas dan bersalin serta PICU-NIKU yang tidak bisa diubah menjadi tempat isolasi corona,” katanya.

Terkait biaya operasional setiap bulannya, kata dia, memang lebih besar dibanding sebelumnya karena saat ini ada perubahan bangsal, menyusul ada lima bangsal yang ditutup untuk dialihkan ke bangsal khusus pasien corona yang totalnya ada delapan bangsal.

Advertisement

Baca Juga : Sukun Perbaiki Laboratorium Biomolekuler RSUD Kudus

Keputusan tersebut, otomatis mengubah alur pintu masuk dan keluar sehingga menambah beban biaya operasionalnya. Kemudian ada penambahan peralatan pendukung, seperti ventilator sehingga menambah beban biaya pengeluaran.

“Belum lagi biaya untuk keamanan tenaga kesehatan dan petugas lainnya yang setiap hari harus memakai alat pelindung diri (APD) yang pengeluarannya lebih dari Rp10 miliar,” ujar Abdul Aziz Achyar.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Kudus Rumah Sakit COVID-19
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif