SOLOPOS.COM - Bus Trans Jateng menunggu datangnya penumpang di Terminal Sumberlawang, Selasa (1/9/2020). (Espos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SEMARANG — Ketua Organisasi Angkatan Darat (Organda) Kota Semarang, Bambang Purnomo, menilai rute atau trayek bus rapid transit (BRT) Trans Semarang yang dikelola Pemkot Semarang dengan Bus Trans Jateng yang dikelola Pemprov Jateng tumpang tindih.

Melihat kondisi itu, Bambang pun menyarakan agar Bus Trans Jateng fokus untuk melayani transportasi antardaerah, sehingga operasional di dalam suatu wilayah kota bisa tertib. Hal itu diungkapkan Bambang menyoroti akses atau rute Trans Jateng yang sleama ini diizinkan mencapai Stasiun Tawang, padahal rute tersebut juga dilalui Bus Trans Semarang.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Jadi kalau dari arah Kendal itu biar berhenti di Terminal Mangkang, lalu penumpang yang ingin menuju Tawang itu biar sambung Trans Semarang. Demikian halnya, Trans Jateng dari arah selatan cukup berhenti di Terminal Ungaran,” ujar Bambang, Selasa (14/3/2023).

Menurut Bambang, Trans Semarang dari Mangkang dan Ungaran akan lebih terisi jika penumpang Trans Jateng yang ingin memasuki wilayah Kota Semarang dilimpahkan ke bus yang dikelola Pemkot Semarang itu. Sementara di sisi lain, pengelola Trans Jateng bisa fokus untuk mengembangkan layanan di luar Kota Semarang.

“Terutama di wilayah yang belum tersentuh transportasi murah massal. Ini usul saja, sebab selama ini ada beberapa trayek Trans Jateng dan Trans Semarang beroperasi di koridor yang sama,” sambung Bambang.

Sementara pemerhati angkutan umum sekaligus ketua Koalisi Pejalan Kaki Kota Semarang, Theresia Tarigan, mengatakan tidak masalah jika dua BRT itu beroperasi bersamaan di koridor dan tujuan yang sama.

Menurut Theresia, selama kedua moda transportasi itu memudahkan penumpang, maka tidak seharusnya kesamaan koridor dan tujuan menjadi pembatas pelayanan suatu operator.

“Memudahkan dalam arti kriteria konektivitas. Sebab salah satu parameter kualitas angkutan umum selain akses-jarak dari rumah ke halte, adalah jarak dari halte ke tujuan akhir,” jelas There saat dihubungi terpisah.

Ia melanjutkan, konektivitas transportasi yang baik adalah dilihat dari kemudahan penumpang yang tak perlu berganti bus atau tidak perlu menunggu lama saat ia harus berganti bus.

“Tumpang tindih rute TransJateng dan TransSemarang tidak menjadi merupakan masalah sebab masalah utamanya masih berkutat di perlunya memindahkan pengendara pribadi ke angkutan umum. TransSemarang masih mengangkut kurang dari 0,5% penduduk Kota Semarang,” tegas There.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya