SOLOPOS.COM - Ilustrasi tradisi Ruwat Bumi di Guci Tegal. (setda.tegalkab.go.id)

Solopos.com, TEGAL — Masyarakat Jawa Tengah (Jateng) memang terkenal memiliki khazanah budaya yang diwujudkan dengan berbagai tradisi warisan nenek moyang. Salah satu tradisi warisan leluhur yang hingga kini masih dipertahankan adalah Ruwat Bumi yang dilakukan masyarakat Guci, Kabupaten Tegal, setiap bulan Muharam atau Sura.

Selain digelar sebagai upaya nguri-uri budaya atau menjaga warisan leluhur, tradisi ini juga dipercaya mampu menarik minat wisatawan untuk datang ke Guci, Tegal. Apalagi, tradisi Ruwat Bumi ini tergolong unik dari segi pelaksanaannyaa.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Dikutip dari setda.tegalkab.go.id, tradisi Ruwat Bumi di Guci Tegal sudah berjalan turun-temurun dan diselenggarakan setiap bulan Muharam atau Sura. Tradisi sempat berhenti dilaksanakan saat pandemi Covid-19 lalu.

Dari segi spiritual, ruwat bumi merupakan ungkapan rasa syukur penduduk Desa Rembul, Guci, Pekandangan dan sekitarnya, atas rahmat Tuhan yang dapat mendekatkan diri dan menambah ketakwaan dan keimanan mereka. Selain itu acara sebagai penghormatan kepada leluhur yang mewariskan kekayaan alam kepada anak cucu berupa lahan pertanian subur yang luas, udara dan air yang belum tercemar, serta hutan yang terjaga kelestariannya.

Penyelenggaraan Ruwat Bumi Guci di Kabupaten Tegal ini dimulai dengan prosesi rak-arakan atau karnaval, dilanjutkan dengan memandikan kambing kendit, hingga grebek gunungan hasil bumi. Prosesi-prosesi tersebut mengandung makna spiritual dan pelestarian budaya lokal. Contohnya kambing kendit, yang dinamakan karena kambing yang dimandikan memiliki corak putih yang melingkar di bagian perut hingga punggung menyerupai kendit atau ikat pinggang.

Bupati Tegal, Umi Azizah juga mengungkapakan agar warga bisa menjaga kebersihan lingkungan Guci dari sampah, menjaga kesuburan tanah, air dan sumber-sumber mata air dari pencemaran dan perusakan akibat aktivitas perekonomian, termasuk menjaga citra kawasan sebagai destinasi wisata keluarga, diharapkan Ruwat Bumi Guci ini bisa dilaksanakan lebih baik lagi.

Selain itu, acara tersebut juga bisa dipromosikan dengan lebih gencar lagi, terlebih adanya prosesi grebeg gunungan yang selalu menarik minat untuk bergabung. Terbukti dari banyaknga orang yang berebut gunungan sayuran dan buah-buahan di acara ruwat bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya