Jateng
Minggu, 10 Februari 2019 - 10:50 WIB

Ruwat Rawat Borobudur Dihadiri Dirjen Kebudayaan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, MAGELANG — Kegiatan budaya masyarakat, Ruwat Rawat Borobudur yang digelar Sabtu (9/2/2019), dihadiri Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid. Menurut dia, kegiatan menghidupkan monumen yang melibatkan warga semacam itu adalah salah satu cara tepat melestarikan Candi Borobudur.

“Saya tegaskan Ruwat Rawat Borobudur ini cara pelestarian yang benar, sepenuh hati menghayati warisan budaya kemudian merespons dengan berbagai bentuk kesenian dan kegiatan lain bertujuan untuk pelestarian Candi Borobudur,” katanya.

Advertisement

Ia menyampaikan hal tersebut pada pembukaan acara Dwi Windu Ruwat Rawat Borobudur di pelataran Candi Borobudur sisi barat. “Saya sangat bangga kegiatan pelestarian ini dijalankan dengan sungguh-sungguh, mandiri, dan swadaya. Hal ini menjadi kebahagian tersendiri bahwa program pelestarian bisa berjalan di lapangan seperti ini,” katanya.

Ia menuturkan tentu tugas pemerintah adalah mendukung agar kegiatan ini bisa terwujud dengan baik. “Dalam kesempatan ini saya menyampaikan bahwa akan ada bantuan rutin setiap tahun yang diberikan kepada kegiatan Ruwat Rawat Borobudur ini dan nanti yang mengurusi Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta,” katanya.

Ia mengatakan pelestarian berbasis komunitas ini secara konsisten diselenggarakan dan sekarang memasuki tahun ke-16 dan kegiatan ini bukan hanya melibatkan masyarakat sekitar Borobudur, tetapi juga ada dari Bandung, Kalimantan, dan lainnya. “Kami di Kemendikbud sangat mendukung kegiatan pelestarian yang berbasis komunitas, tidak melulu itu jadi urusan kantor-kantor pemerintah, tetapi masyarakat dengan caranya sendiri ikut melakukan kegiatan pelestarian ini,” katanya.

Advertisement

Ia menyampaikan lebih jauh dari itu, ruwat rawat itu juga menarik, latar belakangnya beragam datang dari berbagai tempat, pekerjaan, agama, dan etnik. “Bagi kami, hal ini merupakan wujud nyata dari konsep Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.     

Ketua Brayat Panangkaran sebagai pencetus Ruwat Rawat Borobudur, Sucoro, mengatakan para seniman yang terlibat dalam Ruwat Rawat Borobudur adalah para petani yang sekarang sedang berduka, karena harga sayuran murah. Ia menuturkan dalam kegiatan Ruwat Rawat Borobudur ini juga dibagikan sayuran kepada masyarakat sebanyak 1,5 ton sumbangan dari salah satu seniman.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif