SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo (JIBI/Solopos/Dok)

Ganjar Pranowo (Dok/JIBI/Solopos)

Ganjar Pranowo (Dok/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap sanksi yang diberikan Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia terhadap para pemain dan pelatih PSIS Semarang serta PSS Sleman menjadi pelajaran semua pihak.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

“Hormati hukuman itu dan jadikan sanksi dari Komdis sebagai pelajaran bagi semua pihak terkait,” katanya di Semarang seperti dikutip Antara, Jumat (21/11/2014).

Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi dijatuhkannya sanksi larangan bermain seumur hidup bagi sejumlah pemain dan pelatih kedua kesebelasan karena bermain tidak sportif dengan melakukan gol bunuh diri pada pertandingan babak delapan besar Divisi Utama antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang.

Menurut Ganjar, praktik “sepak bola gajah” itu menjadi preseden buruk dalam dunia persepakbolaan di Indonesia dan hal tersebut tidak terjadi begitu saja.

“Hal ini pasti tidak tiba-tiba terjadi karena pasti ada persoalan-persoalan yang mendahuluinya,” ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Oleh karena itu, kata Ganjar, semua pihak yang terkait, termasuk manajemen kedua kesebelasan, untuk ikut bertanggung jawab.

Seperti diwartakan, Komdis PSSI telah menjatuhkan hukuman bagi para pelaku “sepak bola gajah” pada pertandingan antara PSIS Semarang melawan PSS Sleman.

Hukuman tidak hanya dijatuhkan kepada pemain, tapi juga “official” tim, pelatih, dan pembantu umum.

Pelaku gol bunuh diri pada pertandingan babak delapan besar Divisi Utama antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang dihukum larangan bermain sepak bola seumur hidup oleh Komisi Disiplin PSSI serta denda sebesar Rp100 juta.

Pelaku gol bunuh diri yang mendapatkan sanksi tegas adalah Kumaedi dan Fadli Manan yang keduanya dari PSIS Semarang serta Agus Setiawan dan Hermawan Putra dari PSS Sleman.

“Hukuman yang sama juga kami berikan kepada penjaga gawang PSIS, Adi Nugroho serta Saptono yang merupakan seorang striker yang justru berdiri di gawang lawan untuk mencegah terjadinya gol ke gawang lawan. Dari PSS penjaga gawang Riono juga mendapat sanksi yang sama,” kata Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan di Jakarta, Kamis (20/11).

Menurut dia, pada pertandingan ini kedua tim ingin mengalah supaya terhindar dari Pusamania Borneo FC dari grup yang lain. Kondisi ini membuat kedua tim tidak mencari kemenangan dan justru sebaliknya yaitu ingin mendapatkan kekalahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya