Jateng
Kamis, 13 Januari 2022 - 14:11 WIB

Sarang Burung Walet, Nyi Blorong & Misteri Goa Karang Bolong Kebumen

Chelin Indra Sushmita  /  Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Goa di Pantai Karang Bolong, Kebumen, Jawa Tengah. (Youtube)

Solopos.com, KEBUMEN — Wilayah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu sentra penghasil sarang burung walet alami sejak masa pendudukan Belanda. Salah satu tempat penangkaran alami burung walet berada di Goa Karang Bolong.

Keberadaan burung walet di goa tersebut sudah ada sejak zaman dulu. Konon, keberadaan unggas ini berkaitan dengan mitos soal Ratu Laut Selatan.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube, Rabu (12/1/2021), mitos yang ada di Goa Karang Bolong ini terjadi pada masa Kerajaan Mataram Islam. Saat itu, istri dari Sultan Mataram Islam jatuh sakit dan tidak ada satupun tabib yang bisa menyembuhkan penyakitnya. Hingga akhirnya sang sultan menyepi ke sebuah hutan untuk bertapa.

Baca juga: Misteri Nyi Blorong di Goa Karang Bolong Kebumen

Advertisement

Baca juga: Misteri Nyi Blorong di Goa Karang Bolong Kebumen

Dalam pertapaannya, sang Sultan mendapat bisikan gaib bahwa yang bisa menyembuhkan penyakit sang permaisuri adalah bunga karang yang ada di goa dekat Pantai Karang Bolong. Kemudian sang sultan memerintahkan salah satu penasihat spiritualnya, yaitu Kyai Surti untuk mencari obat tersebut. Setibanya di Pantai Karang Bolong, Kyai Surti bertapa di goa yang dekat dengan pantai.

Dalam pertapaannya, Kyai Surti didatangi salah satu pengikuti Nyi Roro Kidul yang bernama Dewi Suryawati. Sang pengikut Nyi Roro Kidul itu menawarkan obat yang Kyai Surti cari, tetapi dengan persyaratan bahwa Kyai Surti harus menikahinya.

Advertisement

Kyai Surti yang memiliki jiwa pengabdian tinggi kepada sang Sultan, tanpa pikir panjang menerima tawaran Dewi Suryawati tersebut. Kemudian Dewi Suryawati memberikan sarang burung walet sebagai obat penawar sakit yang diderita sang permaisuri.

Singkat cerita, Kyai Surti kembali ke kerajaan untuk memberikan obat penawar tersebut dan lambat laun, kondisi kesehatan permaisuri berangsur membaik hingga akhirnya pulih. Menepati janjinya, Kyai Surti kembali ke Pantai Karang Bolong untuk menikah dengan Dewi Suryawati. Mereka berdua kemudian tinggal di sana sebagai penjaga goa.

Baca juga: Pantai Menganti Kebumen, New Zealand-nya Indonesia

Advertisement

Ngunduh Sarang Burung Walet

Berawal dari mitos ini, ada ritual yang dilakukan masyarakat setempat secara turun-temurun saat akan berternak dan memanen sarang burung walet di goa tersebut. Ritual itu adalah acara unduh berupa pertunjukan wayang dan diakhiri dengan kenduri dan tayuban.

Dalam acara pertunjukan wayang tersebut, sang dalang akan membacakan mantra yang ditujukan kepada Nyi Roro Kidul, Dewi Suryawati, Kyai Surti dan beberapa nama lainnya.

Dalam menjalankan ritual ini, tokoh yang dimainkan dalang tidak boleh ada yang meninggal karena akan mendatangkan musibah bagi para pemilik ternak dan pemetik sarang burung walet. Ritual ini telah secara turun temurun berlangsung dan menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan yang mengunjungi Pantai Karang Bolong.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif