SOLOPOS.COM - Sejumlah orang melakukan peragaan busana dengan mengenakan sarung di Jalan MT Haryono, Kota Semarang, untuk memperingati Hari Sarung Nasional, Kamis (2/3/2023). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Pemandangan berbeda terlihat di Jalan MT Haryono, Kota Semarang, Kamis (2/3/2023). Puluhan orang tampak berlenggak-lenggok layaknya model di ruas jalan itu sambil mengenakan sarung.

Usut punya usut, puluhan orang itu rupanya tengah menggelar peragaan busana dengan menggunakan sarung. Peragaan busana di jalanan itu digelar dalam rangka memperingati Hari Sarung Nasional yang diperingati setiap tanggal 3 Maret.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Tak ayal, aksi yang digelar puluhan orang dari komunitas budaya itu pun menyedot perhatian pengguna jalan yang tengah melintas. Apalagi, selain memperagakan busana yang dipadukan sarung, peserta aksi juga membawa sejumlah spanduk bertuliskan “Sarung on the Street”, “Bersarung dalam Beraktivitas,” hingga “Save Sarung”.

Pembina Club Merby selaku koordinator acara, Grace W. Susanto, mengatakan ada 42 talent atau model yang mengikuti acara Fashion Show Sarung on The Street. Mereka berasal dari berbagai komunitas mulai dari budaya hingga mahasiswa.

“Dari berbagai komunitas, Klub Merbi, mahasiswa Untag, pencinta budaya, bersama-sama untuk memperingati Hari Sarung Nasional pada 3 Maret nanti,” kata Grace, Kamis.

Grace menyampaikan, Fashion Show Sarung on the Street juga sebagai bentuk kampanye terhadap penggunaan sarung di masyarakat. Menurutnya, sarung sangat sesuai digunakan berbagai kalangan usia maupun jenis kelamin mulai dari laki-laki, perempuan, anak-anak hingga orang lanjut usia (lansia).

“Tak ada salahnya, setiap hari, saat bekerja, santai, atau apa pun, menggunakan sarung. Karena sarung adalah busana kekayaan Nusantara,” pungkasnya.

Terkait motif yang diperagakan kali ini, ungkap Grace, mulai dari motif tenun, batik, lingkar, kurung, hingga jarik. Tak hanya memperlihatkan motif, para peserta Sarung on The Street juga memperagakan bagaimana memakai sarung yang praktis namun tetap ngetrend.

“Karena sarung juga bisa menyikapi perkembangan masa. Kami sudah berbgi aktivitas bagaimana memodifikasi pemakaian yang tidak ribet, cukup 10 detik. Ditaambah ada 40 macam pemakaian sarung yang bisa disesuaikan selera masing-masing,” jelasnya.

Seorang peserta dari Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Cabang Eropa, Dessynta streiff, mengaku senang mengikuti acara Fashion Show Sarung on The Street ini. Hal itu merupakan pengalaman pertama baginya melakukan peragaan busana dengan memakai sarung di jalanan.

“Senang sekali, bisa ikut memperkenalkan sarung. Di sana (eropa), mereka juga antusias dengan budaya kita, kebaya, tenun, termasuk sarung,” beber Dessynta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya