Jateng
Minggu, 11 Juli 2021 - 12:00 WIB

Sate Serepeh, Sate Ayam Berkuah Santan Khas Rembang

Yesaya Wisnu  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sate Serepeh versi elegan (Instagram/@polloshotelrembang)

Solopos.com, REMBANG — Sate ayam dengan bumbu kacang mungkin sudah biasa, tapi sate ayam yang ada di Kabupaten Rembang ini memakai bumbu santan kental dengan rasa yang sangat gurih dan manis. Sate serepeh, olahan daging ayam kampung khas Kabupaten Rembang bakal  membuat penikmatnya ketagihan dengan cita rasa yang dimiliki.

Mengutip situs Jatengprov.go.id, Jumat (9/7/2021), kuah santan yang merupakan sambal untuk sate serepeh ini sudah diracik dengan berbagai macam bumbu dan meskipun penyajiannya menggunakan kuah santan, namun makanan pelengkapnya masih sama dengan sate pada umumnya, yaitu disantap dengan lontong atau nasi putih.

Advertisement

Selain menyantap dengan lontong, ada juga makanan pendamping lainnya yaitu berupa sayur lodeh krai (sejenis ketimun) dan di atasnya diberi tahu goreng setengah matang, kol, touge, yang ditambah bumbu kacang seperti bumbu tahu gimbal.

Baca Juga : Pindang Serani, Santapan Pesisir Jepara Bercitarasa Khas

Selain rasa gurih dan manis, terasa pula keasaman dari  sajian ini yang berasal dari jeruk purut yang diuleng langsung oleh penjualnya. Tambahan makanan sampingan lainnya ada tempe goreng, gimbal udang, bakwan jagung dan kerupuk.

Advertisement

Sementara itu, salah satu penjual Sate Serepeh Jafar, 60, mengatakan bahwa keistimewaan sate serepeh adalah pada daging ayam kampung sebagai bahan utama. Namun daging tersebut tidak alot karena irisannya yang sangat tipis. Santan kental yang digunakan untuk memasak juga membuat tekstur daging lebih lunak dan gurih.

Diakui Jafar, sate serepeh sebagai makanan khas Rembang memang tak setenar lontong tuyuhan. Penjualnya pun kebanyakan di warung kaki lima. Dia berharap Sate Serepeh dapat lebih dikenal masyarakat, khususnya dari luar Rembang.

Baca Juga : Awasi Pedagang, Paguyuban PKL Kudus Bentuk Satgas Covid-19

Advertisement

Jafar mengaku bahwa dirinya adalah generasi keempat yang menjalankan usaha sate serepeh. Dan hingga kini, penikmat sate serepeh terus bertambah. Untuk mempertahankan kualitas dan keaslian sate tersebut, proses pemasakan dan penyajiannya pun tidak ada yang berubah.

Tahu sebagai pelengkap disajikan dengan hangat karena langsung digoreng sesaat sebelum disajikan. Bumbu kacang sebagai pelengkap lontongnya juga langsung diulek dengan tingkat kepedasan sesuai permintaan pembeli.

Harga sate serepeh juga tidak terlalu mahal, per tusuknya hanya Rp1.500. Penjual akan menghitung sate yang dikonsumsi pembeli berdasarkan tusuk sate yang dikumpulkan di piring kosong. Jadi, pembeli tak perlu memesan sate per sepuluh tusuk, melainkan tinggal ambil dan yang dihitung adalah sate yang dimakan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif