Jateng
Selasa, 23 Oktober 2018 - 05:50 WIB

Satri Kudus Lengkapi Peringatan Hari Santri dengan Tirakatan dan Ziarah

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, KUDUS —  Hari Santri Nasional (HSN) di Kabupaten Kudus tak hanya diperingati dengan upacara di Alun-Alun Kudus. Sejumlah santri melengkapinya dengan menggelar tirakatan dengan makan bersama serta ziarah ke makam tokoh Nahdlatul Ulama Kudus.

Kegiatan yang digelar kali pertama Senin (22/10/2018), adalah berziarah ke makam Kiai Haji Raden Asnawi. Tokoh pendiri NU dan Madrasah Qudsiyyah Kudus itu dimakamkan di kompleks Makam Sunan Kudus.

Advertisement

Ratusan santri dari Madrasah Qudsiyyah Kudus yang hadir mendoakan Kiai Asnawi sebagai salah satu upaya mengenalkan kepada mereka tokoh ulama zaman dahulu. Seusai berziarah ke makam tokoh NU di Kudus itu, para santri melakukan khataman Alquran, kemudian dilanjutkan tirakatan dengan menyantap makanan bersama yang diikuti 800-an santri.

Ketua Panitia Peringatan Hari Santri Madrasah Qudsiyyah Kudus Muh. Asror mengatakan bahwa rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional ini bukan hanya digelar di kompleks Masjid Menara, Makam Sunan Kudus, tetapi juga menggelar kemah di lapangan Qudsiyyah dengan jumlah santri sekitar 300 orang. Ziarah ke makam tokoh NU dan tirakatan itu digelar untuk mengenalkan para santri kepada salah satu pendiri NU di Kabupaten Kudus.

Makna dari tirakatan dengan menyantap menu nasi urap berbungkus daun jati yang berisi sayuran gudangan berisi wortel,kacang panjang, tempe, telur, tauge, dan tahu untuk mengajak para santri hidup sederhana.  Ia berharap para santri juga bisa belajar arti kesederhanaan karena nasi urap merupakan menu sederhana.

Advertisement

Jumlah nasi urap yang disediakan mencapai 1.240 porsi yang dimasak oleh wali murid. Tirakatan dengan santap bersama tersebut digelar di depan kantor Yayasan Masjid, Menara, Makam Sunan Kudus (YM3SK).

Santri Abidurrahman mengakui di rumah memang jarang makan nasi urap. “Mudah-mudahan, setelah memakan nasi urap saya lebih mengerti makna kesederhanaan karena dalam Agama Islam juga diajarkan demikian,” ujarnya.

Imron Salimi, guru MI Qudsiyyah, berharap anak didiknya makin mengenal bahwa Kiai Haji Raden Asnawi merupakan pendiri Qudsiyyah dan juga tokoh NU di Kudus. Dengan digelarnya Hari Santri Nasional, dia berharap santri makin termotivasi untuk belajar rajin untuk mengikuti jejak pendahulunya, Kiai Asnawi,  mengembangkan dunia pendidikan dan membangun kemajuan bangsa.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif