Jateng
Selasa, 27 Juni 2023 - 00:09 WIB

SDN Jomblang 04 Semarang Tak Dapat Siswa Baru pada PPDB 2023, Ini Penyebabnya

Ria Aldila Putri  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes ketrampilan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SD (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SEMARANG — Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 jenjang SD negeri di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), telah berakhir sejak 23 Juni 2023. Meski demikian, dari 323 SD negeri di Kota Semarang ada beberapa sekolah yang tidak mendapatkan satu pun murid baru, salah satunya yakni SD Negeri Jomblang 04.

Solopos.com berusaha mendatangi SD Negeri Jomblang 04 yang terletak di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Senin (26/6/2023). Ternyata, meski data sekolah itu masih tampil di laman ppd.semarangkota.go.id, SD negeri tersebut memang tidak menerima murid baru.

Advertisement

Hal itu dikarenakan SD Jomblang 04 sudah digaabung alias merger dengan SD Jomblang 03 yang lokasi saling berdekatan. Merger itu sudah dilakukan sejak tahun 2021 lalu.

“Benar, sudah merger sejak 2021,” ujar pegawai SDN Jomblang 03 yang enggan disebutkan namanya saat dijumpai Solopos.com, Senin.

Kendati telah digabung atau merger, toh siswa atau murid baru yang mendaftar di SDN Jomblang 03 masih tergolong sedikit. Dari 56 kuota yang disediakan pada PPDB 2023 jenjang SD negeri di Kota Semarang, hanyaa ada 30 murid yang mendaftar di SD tersebut.

Advertisement

Pihak sekolah pun telah berupaya mendongkrak minat calon peserta didik untuk mendaftar di sekolah tersebut. Kendati demikian, hingga PPDB 2023 jenjang SD negeri di Kota Semarang berakhir, kuota itu tidak terpenuhi.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com laman resmi PPDB 2023 Kota Semarang di https://ppd.semarangkota.go.id/sd, setidaknya ada 28 SD Negeri yang kekurangan murid baru.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi SD negeri miskin peminat. Salah satunya adalah sistem zonasi yang diterapkan. Sistem zonasi itu terkadang membuat siswa yang berdomisili dekat dengan sekolah tidak diterima karena zonasi yang berbeda.

Advertisement

“Nanti kitaa coba adjusment. Nanti saya juga akan diskusikan dengan Pak Bambang [Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang] dan Pemerintah Kota. Nanti kaami koordinasikan karena sekarang zona itu agak aneh. Kadang yang rumahnya dekat tapi malah tidak masuk zona,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif