Sedih! 38 Anak di Jateng Terinfeksi HIV/AIDS

Solopos.com, SEMARANG – Yayasan Peduli Sehat Kasih Kota Semarang mencatat ada sebanyak 38 anak di Jawa Tengah (Jateng) mengidap atau positif HIV/AIDS (ADHA) sepanjang tahun 2022. Dari puluhan anak itu, kebanyakan masih berusia 1 tahun hingga 14 tahun.

Perwakilan Yayasan Peduli Sehat Kasih, Lukas Heriyanto, mengatakan banyak yang melatarbelakangi kasus tersebut. Khususnya, mengenai ketersediaan obat antiretroviral (arv) berbentuk sirop untuk anak-anak yang mulai sulit anak-anak dapatkan.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Arv untuk anak itu kan, dulu ada yang khusus untuk anak, bentuknya sirop. Namun sejak 2020 lalu, ketersediaan arv sirop untuk anak kosong dan mereka terpaksa minum arv untuk ODHA bentuk tablet yang dibuat puyer [digerus],” kata Lukas, Jumat (16/12/22) sore.

Sebagai ganti kelangkaan arv khusus anak, para ADHA di Jateng terpaksa mengonsumsi obat yang diperuntukkan bagi pasien dewas. Obat itu diberikan dengan cara digerus terlebih dulu dengan dosis yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.

“Itu [penggantian obat] yang membuat pendamping kesulitan untuk mengontrol apakah ADHA benar-benar meminum arv secara rutin,”, terangnya.

Baca juga: Sedih! 350 Ibu Rumah Tangga di Grobogan Terinfeksi HIV/AIDS

Menurut Lukas, kesulitan mendapatkan obat antiretroviral ini tidak hanya dialami ADHA di Kota Semarang, tapi juga di daerah lain di Jateng. Terlebih lagi, ADHA dari kabupaten/kota hanya bisa memperoleh obat arv khusus anak di fasilitas kesehatan yang ada di Kota Semarang maupun RSUP dr Kariadi.

“Yang dari luar kota juga kesulitan mendapatkan arv di daerahnya, jadi harus ke Semarang dulu untuk bisa memperoleh obat itu,” jelasnya.

Sekadar informasi, terdapat 38 anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang saat ini didampingi Yayasan Peduli Sehat Kasih. Ke-38 anak itu berasal dari berbagai daerah di Jateng seperti Semarang, Jepara, Kudus, Tegal, Banyumas, dan Solo.