SOLOPOS.COM - ART asal Pemalang yang menjadi korban penganiayaan majikan di Jakarta masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit, Selasa (13/12/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, PEMALANG — Seorang asisten rumah tangga (ART) asal Desa Kebanggaan, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng), yang bekerja di sebuah apartemen di Jakarta mengalami penyiksaan oleh majikannya. ART berinisial SK, 23, itu pun saat ini meringkuk kesakitan dan masih menjalani perawatan secara intensif di RSUD dr Ashari, Kabupaten Pemalang.

Pihak keluarga pun saat ini berupaya menuntut keadilan atas peristiwa yang menimpa SK. Terlebih, setelah mengetahui jika SK mengalami penyiksaan yang keji selama bekerja di apartemen yang terletak di Jalan Teuku Nyak Arif, Kebayoran Lama, Jakarta Barat, sejak Mei hingga Desember 2022.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Siapa kamu? Ini siapa, Mak? Bantalnya kurang turun,” ujar SK saat menyambut kedatangan Solopos.com yang menjenguk di rumah sakit, Selasa (13/12/2022).

Siang itu, SK terbaring dengan kedua ujung kaki dibalut perban. Kedua telapak tangannya membengkak sementara beberapa luka di tangan belum sepenuhnya kering. Kedua pipi lebam hingga membuat kedua matanya tampak sipit.

Ibunda SK, Eni Sopiyah, 45, sesekali mengucapkan istighfar sambil terus memenuhi permintaan putrinya. “Perbannya baru diganti, jadi agak kesakitan,” katanya.

Baca juga: Miris! ART asal Pemalang Diduga Dianiaya Majikan hingga Ngesot

Kakak korban, Heri Irawan, 27, mengatakan adiknya pergi merantau ke Jakarta setelah mendapatkan pekerjaan dari seseorang bernama Heri yang berasal dari Grogol, Kecamatan Petamburan, Jakarta Barat.

Dituduh Mencuri

Sepanjang Mei hingga Agustus, komunikasi SK dan keluarga berjalan lancar. Pada bulan delapan itu pula, majikan perempuan SK menelepon keluarganya di Pemalang.

“Dia menelepon dan bilang katanya adik saya mencuri makanan tapi tidak mengaku. Tapi ketika menginterogasi adik saya itu dia sambil mencubit. Sejak saat itu pula kami kehilangan kontak dengan adik saya,” jelas Heri.

Menurur Heri, sebenarnya pihak keluarga menerima jika adiknya ditindak setelah melakukan pelanggaran saat bekerja. Namun ia menyayangkan sikap majikan SK yang main hakim sendiri.

“Alamatnya bahkan tidak dijelaskan di mana, padahal jika memang ada salah kan bisa dibicarakan secara kekeluargaan. Kalau adik saya salah juga kan bisa secara hukum,” kata Heri.

Baca juga: Majikan Penganiaya ART di Godean Segera Diperiksa Polda DIY

Setelah empat bulan tanpa kabar, SK kemudian muncul tiba-tiba di kampung halamannya, pada Rabu (7/12/2022). Namun, bukan seperti para perantau pada umumnya yang mudik membawa cerita indah, SK pulang dengaan tubuh penuh luka-luka.

“Wajahnya lebam, tangan penuh sundutan rokok dan kedua kaki melepuh karena disiram air panas. Badannya kurus seperti tidak dikasih makan,” tutur kakak SK.

SK pun segera dilarikan ke rumah sakit, sementara pihal kepolisian turut serta dihubungi. Berdasarkan cerita SK kepada keluarga, penyiksaan dilakukan oleh majikan laki-laki dan perempuan beserta kelima ART lain.

“Di sana ada tujuh ART, dan yang lima ikut-ikutan menganiaya seperti memukul dan mendorong. Adik saya bilang mereka disuruh oleh majikan dan kemauan sendiri,” tambah Heri.

Saat ini, Heri mengaku masih menunggu proses penyelidikan oleh kepolisian. Harapan keluarga sejauh ini disebut Heri adalah keadilan bagi SK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya