SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalur Alas Roban. (Instagram @explorebatang)

Solopos.com, BATANGAlas Roban yang menyimpan cerita sejarah panjang merupakan bagian dari jalur pantai utara Jawa (pantura) di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jateng. Lokasi Alas Roban dari zaman dahulu hingga sekarang dikenal angker.

Dikutip dari rimbakita.com pada Jumat (6/10/2023), Alas Roban termasuk kawasan hutan belantara. Kawasan Alas Roban terhitung mulai perbatasan antara Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Batang yang saat ini telah menjadi Kota Pekalongan.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Kawasan Alas Roban dibuka Ki Bahurekso yang merupakan utusan dari Sultan Agung Mataram pada tahun 1602. Waktu itu sedang terjadi perselisihan antara VOC dan Mataram. Hingga akhirnya, Sultan Agung bermaksud menggempur VOC.

Lantaran pasukan yang ikut dalam pertempuran tersebut banyak yang berasal dari luar Jawa, maka Sultan Agung membuka Alas Roban untuk dijadikan tempat pendirian beberapa pos demi mendukung persediaan logistik. Pembukaan hutan dimaksudkan untuk lahan tanam berbagai macam sumber makanan

Di masa Gubernur Jenderal ke-36 Hindia Belanda, Herman Willem Daendles membangun jalan raya pantura. Daendles menjabat sekitar tahun 1808-1811. Pembangunan jalan di Alas Roban sebagai dampak pertambahan penduduk di wilayah Jawa Tengah bagian utara.

Jalur di Alas Roban ini dikenal juga dengan sebutan De Grote Postweg. Pembuatan jalan di masa pemerintahan Gubernur Daendles melibatkan banyak rakyat pribumi untuk melakukan kerja rodi.

Selama pelaksanaan kerja rodi yang tak manusiawi, banyak jatuh korban jiwa. Di zaman itu, Alas Roban juga menjadi tempat membuat mayat akibat korban jiwa dari rodi. Tak heran, suasana di Alas Roban terkenal angker.

Di masa selanjutnya, Alas Roban juga menjadi pembuangan korban petrus. Kejadian itu berlangsung sekitar 1980-an. Tak heran, Alas Roban seolah kental dengan kesan mistik dan angker.

Solopos.com juga pernah mengulas sejarah Alas Roban yang dikenal wingit itu. Di mana, kondisi jalan di Alas Roban yang termasuk padat lalu lintas ini berupa tanjakan curam dan berkelok. Hal ini membuat jalur tersebut rawan kecelakaan.

Tak jarang lantaran sering terjadi kecelakaan, Alas Roban sering dikaitkan dengan cerita mistis atau kisah misteri yang berhubungan dengan makhluk gaib.

Praktisi spiritual yang juga Youtuber, Hari Kurniawan atau yang karib disapa Om Hao, pernah mengulas kisah misteri Alas Roban dalam kanal Youtube Kisah Tanah Jawa. Dalam video yang diunggah di Youtube itu, Om Hao berupaya menelusuri lokasi-lokasi mistis yang ada di Alas Roban.

Salah satu lokasi yang dikunjungi Om Hao adalah pohon beringin yang disebut dengan Ringin Putih. Di lokasi tersebut, Om Hao mengaku melakukan dialog dengan makhluk astral berwujud nenek-nenek dan kakek-kakek.

Om Hao juga menjelaskan jika adanya peristiwa kecelakaan maut yang kerap terjadi di Alas Roban tidak serta merta disebabkan gangguan makhluk astral di Alas Roban. Peristiwa kecelakaan juga disebabkan faktor lain, seperti kondisi jalan di Alas Roban yang memang ekstrem dan faktor lain yang berasal dari pengendara.

Selain di Ringin Putih, Om Hao juga menyempatkan diri berkunjung ke sebuah sumber mata air yang disebut sebagai Sendang Poncowati. Menurutnya, sendang itu banyak dihuni makhluk astral berwujud peri.

Penguasa sendang itu adalah makhluk gaib berwujud wanita cantik yang kerap dijuluki Nyai Poncowati. Konon, sumber mata air yang dijuluki Sendang Poncowati itu kerap dikunjungi orang yang meminta berkah, seperti pesugihan, hingga awet muda.

Di era sekarang, telah banyak orang yang telah memahami sejarah Alas Roban tersebut. Bagi pengendara kendaraan yang melintasi daerah tersebut diimbau tetap waspada dan hati-hati untuk menghindari kecelakaan lalu lintas. Terlebih, penerangan jalan di Alas Roban juga belum terlalu banyak sehingga diperlukan kewaspadaan ketika melewatinya pada malam hari.

Di Alas Roban kini juga sudah terdapat jalur alternatif, berupa jalur lingkar utara dan selatan. Bagi yang hendak melintasi kawasan ini dengan mengendarai kendaraan pribadi, dapat melalui jalur lingkar alternatif utara.

Sedangkan untuk kendaraan berat, sebaiknya menggunakan jalur selatan yang berupa jalan beton. Jalur selatan memang relatif lebih jauh, namun tanjakan dan tikungan tajam pada jalur ini lebih sedikit.

Selain itu, pada jalur ini terdapat beberapa area kantong parkir yang didapat digunakan sopir untuk beristirahat. Demikian tadi sejarah Alas Roban dari dulu hingga perkembangannya saat sekarang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya