SOLOPOS.COM - Masjid Agung Jawa Tengah. (visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Solopos.com, SEMARANG – Masjid Agung Jawa Tengah atau yang populer dengan julukan MAJT adalah sebuah masjid yang terletak di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Masjid ini terletak di Jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Berikut sejarah berdirinya Masjid Agung Jawa Tengah atau MAJT di Kota Semarang.

Masjid ini dibangun sejak tahun 2002 dan diresmikan pada tahun 2004. Pembangunan masjid ini dilakukan di atas tanah wakaf Ki Ageng Panandaran II, yang saat itu menjabat sebagai bupati pertama Semarang. Guna memperlancar proses pembangunan, Gubernur Jawa Tengah saat itu, Mayjend Mardiyanto, juga ikut serta dalam pembangunan masjid ini.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Masjid Agung Jawa Tengah ini didesain dengan gaya arsitektur yang eksotis. Masjid ini merupakan campuran gaya Jawa, Romawi dan Islam. Arsiteknya adalah Ir.H.Ahmad Fanani dari PT Atelier Enam Jakarta. Gaya Romawi terlihat dari 25 pilar yang ada di pelataran masjid. Pilar-pilar tersebut secara arsitektur mirip dengan gaya Colosseum Athena, Romawi. Yang menjadi perbedaannya adalah pilar-pilar tersebut dihiasi dengan kaligrafi yang sangat indah dan melambangkan 25 nabi dan rasul.

Di gerbang masjid juga terdapat tulisan dua kalimat syahadat dan pada bidang datar tersebut tertulis huruf Arab Melayu “Sucining Guni Gapuraning Gusti” yang artinya kemauan dan upaya yang tulus membawa ke arah ridha Allah. Kemudian pada 14 November 2006, Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, meresmikan Masjid Agung Jawa Tengah ini. Meski peresmiannya baru dilakukan pada hari tersebut, tetapi masjid ini sudah mulai beroperasi jauh sebelum tanggal tersebut, tepatnya sejak 2004.

Masjid ini juga memiliki sebuah menara yang dinamakan menara Al-Husna. Menara Al-Husna yang tingginya 99 meter ini adalah simbol jumlah nama-nama Allah. Di puncak Menara Al-Husna bisa melihat kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah dari ketinggian. Selain itu juga bisa menggunakan teropong untuk melihat pemandangan indah kota Semarang dan pesisir laut. Pada bagian depan masjid, terdapat enam payung hidrolik raksasa yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatis.

Gaya ini merupakan adaptasi arsitek bangunan masjid Nabawi. Payung raksasa ini akan dibuka pada saat Sholat Jumat, Idul Fitri atau Idul Adha dengan catatan bila angin tidak melebihi 200 knot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya