SOLOPOS.COM - Makam Ki Ageng Makukuhan di puncak Gunung Sumbing. (Instagram/@kotatemanggung)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Sejarah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tak bisa lepas dengan sosok Ki Ageng Makukuhan, yang makamnya terdapat di puncak Gunung Sumbing.

Dari informasi yang diperoleh dari situs resmi Kecamatan Kedu, Temanggung, Ki Ageng Makukuhan yang keturunan China ini memiliki nama asli Ma Kuw Kwan. Dia merupakan murid dari Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga. Ki Ageng Makukuhan merupakan salah satu dari sembilan santri Sunan Kudus yang tinggi ilmunya.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Selain mendapat tambahan ilmu agama, Ki Ageng Makukuhan juga diajari cara bercocok tanam, ilmu kanuragan, termasuk ilmu untuk terbang oleh Sunan Kalijaga. Setelah dirasa cukup ilmu yang diberikan, Sunan Kalijaga menugaskan dia untuk menyebarkan agama Islam di daerah Kedu, Temanggung dan akhirnya dia menetap di sana.

Baca Juga:  Sering Dianggap Sama, Ini Beda Angkringan, Hik dan Wedangan

Dari sejarah Ki Ageng Makukuhan yang makamnya ada di puncak Gunung Sumbing dijelaskan dia mulai menyebarkan Islam di daerah Kedu dengan media pertanian. Dia tak segan-segan melakukan salat di tengah sawah. Ternyata saat panen, hasil panen Ki Ageng Makukuhan berkualitas dan bagus dan hal ini membuat masyarakat penasaran dan meniru apa yang dilakukan Ki Ageng Makukuhan, yakni salat.

Dari peristiwa tersebut, banyak masyarakat setempat yang awalnya hanya menganut paham kepercayaan, akhirnya masuk Islam.

Baca Juga: Jembatan Terpanjang Jateng Ternyata Ada di Tol Semarang-Solo

Kemudian, Sunan Kudus dengan ilmu yang dimiliknya menjatuhkan rigen di lereng Gunung Sumbing. Rigen sendiri merupakan anyaman bambu yang tidak terlalu rapat berbentuk persegi panjang.

Lokasi jatunya rigen ini ternyata menjadi tempat yang sangat cocok untuk menanam tembakau. Dari cerita sejarah Ki Ageng Makukuhan yang ada, dia mulai mengenalkan tanaman tembakau kepada masyarakat sekitar. Ternyata tembakau panenan Ki Ageng Makukuhan itu dikenal berkualitas dan menghasilkan rasa yang sangat istimewa bagi para penikmatnya. Tembakau tersebut dikenal dengan tembakau srintil.

Baca Juga:  Kawah Candradimuka Gunung Lawu Dikenal Sakral dan Tersembunyi

Dengan cara yang santun dan memberikan manfaat langsung, banyak warga yang bersimpati dan mengikuti ajaran dia. Sehingga dalam waktu singkat dia mendapatkan banyak pengikut, nama Ki Ageng Makukuhan makin disegani sebagai pemimpin agama yang juga mengajarkan pertanian.

Oleh para pengikutnya, dia mendapat julukan Ki Ageng Kedu, atau juga sering disebut dengan nama aslinya, Ki Ageng Ma Kuw Kwan, namun lebih mudah dengan menyebut Ki Ageng Makukuhan.

Baca Juga: Apakah Gunung Sumbing Masih Aktif? Ini Jawabannya

Di Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Temanggung, juga terdapat petilasan Ki Ageng Makukuhan yang dibangun oleh pemerintah. Petilasan ini ramai dikunjungi peziarah pada momen-momen tertentu untuk mengenang sosok bersejarah di Temanggung tersebut. Sementara itu, makamnya berada di puncak Gunung Sumbing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya