SOLOPOS.COM - Masjid Agung Demak tempo dulu (demakkab.go.id)

Solopos.com, SEMARANG — Jika mendengar nama Demak, Anda pasti langsung teringat materi sejarah perkembangan Islam yang pernah didapat di masa sekolah. Kota yang berada di sisi utara Jawa Tengah ini memang tak luput dari bagian penyebaran agama Islam di Indonesia.

Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah lahirnya kota Demak? Dikutip dari laman demakkab.go.id, Senin (13/2/2023) berdirinya Demak berawal dari masa jayanya Kerajaan Majapahit, yakni pada pemerintahan Prabu Brawijaya V atau yang lebih dikenal dengan Prabu Kertabumi.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Kala itu, putra Prabu Kertabumi dengan Putri Cempa, yakni Raden Fatah menjadi sultan pertama Kasultanan Bintoro, Demak. Sosok kelahiran Palembang tahun 1448 dengan nama panggilan Raden Hasan itu mendirikan Demak pada tahun 1478.

Semasa remaja, Raden Fatah menghabiskan waktunya untuk berguru kepada Sunan Ampel. Raden Fatah kemudian menikahi putri Sunan Ampel, Nyai Ageng Maloka. Sunan Ampel kemudian mengarahkan Raden Fatah menetap di wilayah Bintoro dan berdakwah di sana.

Kemajuan Bintoro tampak pesat di bawah kepemimpinan Raden Fatah. Tentunya hal tersebut tak lepas dari dukungan masyarakat serta Wali Songo. Bintoro tak hanya menjadi pusat siar melainkan juga pusat dari perkembangan iptek, politik, militer, serta perdagangan.

Pesatnya pertumbubuhan  di Bintoro ternyata juga berhubungan dengan suasana politik di Majapahit yang tengah memanas. Bahkan, Prabu Kertabumi harus gugur dalam peperangan yang terjadi saat itu. Mendengar berita tentang ayahnya, Raden Fatah lantas tak tinggal diam.

Dirinya mengirimkan pasukan ke Majapahit untuk membalas kematian ayahnya. Pertempuran tersebut dimenangi pasukan dari Bintoro yang membuat Raden Fatah akhirnya ditunjuk menjadi Sultan di Kesultanan Demak.

Dilansir dari Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam yang berjudul Sejarah Kesultanan Demak: Dari Raden Fatah Sampai Arya Penangsang, karya Zuliani Putri dan juga Hudaidah, sebelum berdirinya Kesultanan Demak, Pulau Jawa telah mempunyai beberapa titik pelabuhan, yakni di Jepara, Tuban, dan Gresik.

Sebagai wilayah pesisir yang memiliki banyak sungai, Demak membuka peluang berkembang pada masa itu. Demak kemudian berubah menjadi pusat perdagangan yang strategis dan ramai. Demak menjadi penghubung jalur perdagangan antara bagian barat dengan bagian timur Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya