Jateng
Selasa, 24 Maret 2015 - 15:50 WIB

SEKOLAH LIMA HARI : Kurangi Pendapatan Angkutan, Organda Minta Lima Hari Sekolah Dibatalkan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

Sekolah lima hari yang diwacanakan Pemprov Jawa Tengah menuai respons Organda. Organda menilai kebijakan itu akan mengurangi pemasukan angkutan umum dan meminta wacana tersebut tidak direalisasikan

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG—Organisasi angkutan darat (Organda) Jawa Tengah berharap wacana sekolah lima hari dihapus karena akan mengurangi omzet angkutan umum.

“Selama ini penumpang dari para pelajar memberikan kontribusi cukup besar pada pendapatan kami,” kata Ketua bidang organisasi Organda Jateng Dedi Sudiardi di Semarang seperti dikutip Antara, Selasa (24/3/2015).

Advertisement

Dari total penumpang yang ada, 40% di antaranya merupakan para pelajar. Oleh karena itu, jika wacana tersebut terealisasi maka akan langsung memengaruhi pendapatan pengusaha jasa transportasi umum.

“Misalnya untuk penumpang angkutan umum dalam kota yang berkapasitas 12 penumpang, dalam satu hari jumlah penumpang yang dibawa mencapai 72 penumpang, itu jika angkutan melakukan tiga kali putaran trayek. 40 persen dari 72 penumpang tersebut berasal dari para pelajar, ini kan sangat terasa penurunannya,” katanya.

Menurutnya, karena banyaknya penumpang dari para pelajar, jika musim libur sekolah para pengusaha jasa transportasi umum tidak mengoperasikan semua armada yang dimiliki. Sebagai contoh, jika dalam satu garasi terhadap 10 armada, maka selama libur sekolah hanya lima armada yang dioperasikan.

Advertisement

Jika seluruh armada tetap dioperasikan maka akan sangat merugikan pengusaha jasa angkutan umum karena jumlah penumpang yang dilayani tidak optimal.

“Jadi kami berharap sekolah bisa tetap masuk enam hari, lagi pula kalau untuk merealisasikan wacana sekolah lima hari ini juga tidak mudah, karena kan banyak hal yang harus diurus,” katanya.

Sementara itu, diakuinya sejak lima tahun lalu jumlah penumpang angkutan umum berkurang cukup signifikan yaitu sekitar 50 persen. Kondisi tersebut merupakan dampak dari menjamurnya sepeda motor pribadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif