Jateng
Jumat, 2 Juli 2021 - 20:30 WIB

Sekoteng Pekalongan, Gambaran Keharmonisan Antaretnis

Yesaya Wisnu  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekoteng Khas Pekalongan (Instagram/@uniqahmad)

Solopos.com, PEKALONGAN — Sekoteng adalah minuman khas Jawa Tengah yang dibuat dari air jahe yang biasa dihidangkan panas. Bahan lain yang biasanya dicampur ke dalam minuman sekoteng adalah kacang hijau, kacang tanah, pacar cina, dan potongan roti tawar. Sekoteng biasa dihidangkan pada malam hari.

Namun  Pekalongan punya versi Sekoteng yang beda dan unik. Dilansir dari Suara.com, Jumat (2/7/2021), Sekoteng khas Pekalongan berisi campuran susu, sirup, roti tawar atau biskuit dan yang membuat unik adalah adanya miswah atau mi kering sebagai topping.

Advertisement

Sirup yang digunakan pun juga bukan sembarang sirup, melainkan sirup racikan yang resepnya sudah turun temurun. Selain itu, Sekoteng khas Pekalongan ini bisa disajikan dalam kondisi hangat dan kondisi dingin. Saat cuaca dingin, sajian penutup ini tetap bisa menjadi santapan yang nikmat dan begitu pun saat cuaca sedang panas, sekoteng khas Pekalongan bisa dinikmati dengan ditambah es serut atau es batu.

Baca Juga : Pemkab-PDAM Wonosobo Gratiskan Air Bersih Bagi MBR

Di daerah perkampungan Arab, tepatnya di Jalan Kenanga, Kota Pekalongan terdapat warung yang menyuguhkan sekoteng khas Pekalongan  yang unik ini. Nama tempat ini adalah Warung Makan Pak Woh. Meskipun hanya warung kecil, pengunjung yang datang kebanyakan dari kalangan milenial.

Advertisement

Sebagai informasi, sekoteng ini memiliki cita rasa yang berbeda, jika pada umumnya rasa Sekoteng itu ada nuansa jahe, Sekoteng Pekalongan ini lebih terasa manis, karena sirup yang digunakan memang sirup dengan cita rasa manis segar.

Sedangkan isiannya ada tiga ragam, yakni roti tawar yang dipotong dadu , potongan biskuit dan miswah atau mi kering. Rasa miswahnya sangat gurih dan cocok dicampur dengan isian lainnya, serta manisnya susu kental.

Baca Juga : Gapura Rentheng, Kreativitas Wong Temanggung yang Menuai Rezeki

Advertisement

Warung Pak Woh ini sudah ada sejak tahun 1977 dan tidak pernah pindah tempat atau punya cabang.  Sedangkan Pak Woh sendiri adalah generasi kedua yang menjual Sekoteng ini. Pendahulunya adalah ayah mertuanya, yaitu Pak Wan.

Isian miswa atau mi kering itu sebenarnya hasil inisiatif dari Pak Wan yang ingin menggambarkan kerukunan etnis lewat semangkuk sekoteng. Penggambaran kerukunan etnis yang dimaksudkan adalah miswa ini berasal dari Tiongkok, sedangkan isian lainnya seperti biskui, roti dan susu kental merupakan pengaruh Eropa tempat jualannya ada di Kampung Arab dan yang meracik orang Jawa.

Karena perpaduan dari berbagai unsur budaya yang berada dalam satu sajian sekoteng itulah, penggambaran keharmonisan antar budaya bisa dirasakan lewat segar  dan manisnya Sekoteng di Warung Makan Pak Woh ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif