Jateng
Rabu, 28 April 2021 - 20:45 WIB

Selama April, Tiga Klaster Covid-19 Muncul di Kabupaten Semarang

Imam Yuda Saputra  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Infografis Klaster Covid-19 (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, UNGARAN – Sebanyak tiga klaster penularan Covid-19 muncul di Kabupaten Semarang sepanjang April 2021. Ketiga klaster itu berasal dari acara kenduri, ziarah atau sadranan, dan sekolah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, dr. Ani Raharjo, mengatakan total ada 20 warga yang dinyatakan positif dari klaster sadranan. Kemudian 11 kasus dari klaster kenduri dan 20 orang dari klaster sekolah.

Advertisement

“Penambahan kasus baru di pekan ke-15 dan 16 adalah 99 kasus dan 242 kasus. Jumlah ini meningkat 143% dibanding sebelumnya. Ini perlu diwaspadai. Masyarakat diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan meski telah divaksin,” ujar Ani di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Kecamatan Ungaran, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Jelang Larangan Mudik Lebaran, 317.952 Pemudik Masuk Jateng

Advertisement

Baca juga: Jelang Larangan Mudik Lebaran, 317.952 Pemudik Masuk Jateng

Ani mengatakan saat ini pihaknya bersama Dinas Sosial tengah menyiapkan rumah singgah baru sebagai antisipasi lonjakan pasien Covid-19. Hal ini dikarenakan dua rumah singgah yang ada masih menampung pasien yang menjalani karantina.

“Untuk rumah singgah di Bapelkes Suwakul sudah terisi 10 pasien positif Covid-19 dari total kapasitas 48 kamar,” imbuhnya.

Advertisement

Baca juga: 411 Orang di Semarang Positif Covid-19 Sesudah Divaksin

Satgas Jogo Tonggo

Sementara Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, meminta Dinkes mengambil langkah cepat guna mengantisipasi lonjakan pasien atau kasus baru Covid-19. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah terulangnya lonjakan kasus positif yang pernah terjadi di wilayah perbatasan pada pertengahan April.

Sedangkan kepada para kepala desa, Ngesti mengimbau untuk mengaktifkan Satgas Jogo Tonggo. “Pandemi belum berakhir, meski telah ada program vaksinasi. Terbukti, tambahan ratusan kasus positif baru tetap terjadi dalam dua pekan terakhir,” tuturnya.

Advertisement

Ngesti juga meminta kepala desa untuk aktif mengawasi masuknya pemudik di wilayahnya. Pemudik yang datang harus memiliki dokumen atau syarat-syarat yang ditentukan seperti surat bebas Covid-19 dan lain-lain.

“Jika diperlukan, perintahkan para pemudik melakukan swab antigen gratis sesuai persediaan di puskesmas,” terang Ngesti.

 

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif