SOLOPOS.COM - Sastrawan yang menjadi salah satu penulis lepas di Solopos Media Group (SMG), Abdul Wachid Bambang Suharto, kini bergelar profesor bidang Ilmu Pendidikan dan Sastra Indonesia. (Istimewa)

Solopos.com, PURWOKERTO — Sastrawan yang menjadi salah satu penulis lepas di Solopos Media Group (SMG), Abdul Wachid Bambang Suharto, meraih prestasi prestisius di bidang akademik.

Bersama enam orang lainnya, kritikus sastra yang tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah itu akan dikukuhkan sebagai guru besar UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto, Selasa (22/8/2023) mendatang.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Abdul Wachid bergelar profesor bidang Ilmu Pendidikan dan Sastra Indonesia.

Dengan bertambahnya enam guru besar tersebut, UIN Saizu kini mempunyai 18 profesor dari berbagai disiplin ilmu.

Abdul Wachid menjadi penulis lepas bidang sastra di banyak media lokal dan nasional.

Tulisan pertamanya di HU Solopos berjudul Angkatan Sastra Euphoria yang dimuat pada Minggu, 22 November 1998.

Setelah itu secara berkala tulisan Abdul Wachid baik jenis esai maupun sastra dimuat di HU Solopos.

Karyanya berulang kali dimuat di Solopos Media Group hingga tahun 2020 lalu.

Saat menghubungi Solopos.com, Sabtu (19/8/2023), Abdul Wachid mengatakan pidato pengukuhan dirinya sebagai guru besar diberi Moderasi Beragama melalui Literasi Sastra Indonesia di Pondok Pesantren.

Dalam pemikirannya, Abdul Wachid menyatakan pesantren menyediakan lingkungan pembelajaran yang kuat dengan pendekatan kontekstual dalam pemahaman agama.

Hal ini berarti pesantren mengajarkan nilai-nilai agama dengan memperhatikan realitas sosial, kultural, dan sejarah Indonesia.

“Dalam konteks moderasi beragama, pesantren memberikan pemahaman yang lebih luas tentang ajaran Islam yang mengedepankan rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam) dan prinsip-prinsip persaudaraan,” katanya.

Menurut dosen sastra yang lahir di Lamongan pada 7 Oktober 1966 itu, literasi sastra sangat penting diajarkan di pesantren karena sastra memiliki kesamaan dengan tasawuf, yaitu mendekatkan hati manusia kepada Allah SWT.

Menurutnya, kemampuan bersastra dalam diri santri dapat melembutkan hati, pikiran, dan perilaku.

“Hati, pikiran, dan perilaku yang lembut merupakan pangkal dari sikap keberagamaan yang moderat atau tengah,” tutur suami dari Lala ST Wasilah ini.

Sikap moderat merupakan salah satu sikap Nabi Muhammad SAW. yang patut diteladani karena beliau adalah sosok yang adil bagi kaumnya dan bagi orang lain.

Dengan pengetahuan agama dan sastra yang mendalam, santri memiliki kepekaan perasaan, kejernihan pikiran, dan sikap egaliter yang kuat.

“Praktik moderasi beragama melalui literasi sastra Indonesia oleh santri di pondok pesantren berangkat dari tradisi pembacaan kitab yang dilaksanakan secara bandongan dan sorogan,” tutur dia saat menghubungi Solopos.com, Sabtu.

Karier Dosen

Abdul Wachid menjadi dosen tetap di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto sejak tahun 2000.

STAIN Purwokerto lantas naik status menjadi IAIN Purwokerto dan sekarang menjadi Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

Abdul Wachid menjabat Ketua Senat Akademik UIN Saizu pada periode 2019-2023.

Ia juga tercatat sebagai pendiri dan Ketua Lembaga Kajian Nusantara Raya berdasarkan Surat Keputusan Rektor UIN SAIZU Nomor 1296 Tahun 2022.

Ia aktif di dunia sastra sejak tahun 1985. Sebelum menjadi pengajar, Abdul Wachid pernah menjadi wartawan di sejumlah media.

Tak hanya di UIN Saizu, Abdul Wachid juga pernah menjadi dosen luar biasa di sejumlah kampus di antaranya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Karya-karya esai dan sastranya kerap menghiasi media massa lokal dan nasional.

Ia juga telah menerbitkan puluhan tentang sastra baik sebagai penulis tunggal maupun karya antologi.

Pada tahun 2020 ia menjadi Penerima Hadiah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) untuk karya nonfiksi atas buku Sastra Pencerahan (Penerbit Basabasi, 2019).

Pria yang mengidolakan W.S. Rendra dan K.H. Mustofa Bisri itu menerima penghargaan Satyalancana XX Tahun dari Presiden Joko Widodo pada 2 Agustus 2022.

6 Guru Besar

Diberitakan sebelumnya, jumlah guru besar UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto, Jawa Tengah akan bertambah enam orang.

Dengan bertambahnya enam guru besar tersebut, UIN Saizu kini mempunyai 18 profesor dari berbagai bidang ilmu.

Pengukuhan enam guru besar sekaligus itu bakal digelar di Auditorium Utama UIN Saizu, Selasa (22/8/2023) dimulai pukul 08.00 WIB.

Ratusan tamu undangan dan keluarga para guru besar dijadwalkan hadir. Rektor UIN Saizu, Roqib, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pencapaian para guru besar ini.

“Hal inilah yang selalu saya harapkan dan sampaikan pada seluruh dosen UIN Saizu bahwa tidak ada dosen yang pensiun sebelum meraih predikat tertinggi dalam kariernya yakni guru besar,” tuturnya Roqib yang merupakan profesor Ilmu Pendidikan Islam itu, dari rilis yang dikutip Solopos.com, Sabtu (19/8/2023).



Berdasarkan informasi yang diterima, keenam guru besar baru tersebut masing-masing Prof. Dr. H. Munjin, M.Pd.I. dikukuhkan sebagai guru besar bidang pendidikan agama Islam; Prof. Dr. Hj. Naqiyah, M.Ag. dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu tafsir; Prof. Dr. H. Supriyanto, M.S.I. sebagai guru besar bidang filsafat Islam.

Kemudian Prof. Dr. Kholid Mawardi, M.Hum. dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu sejarah kebudayaan Islam; Prof. Dr. Hj. Khusnul Khotimah, M.Ag. sebagai guru besar bidang ilmu akhlak dan tasawuf; dan Prof. Dr. H. Abdul Wachid, M.Hum. sebagai guru besar bidang ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Secara bergiliran, para guru besar ini menyampaikan pidato pengukuhannya masing-masing.

Guru Besar UIN Saizu Purwokerto, Jawa Tengah

1. Prof. Dr. H. M. Dailamy SP, Bidang Ulumul Hadits

2. Prof. Dr. H. Sunhaji, M.Ag, Bidang Ilmu Pengelolaan Pengajaran

3. Prof. Dr. H. Abdul Basit, M.Ag, Bidang Ilmu Dakwah

4. Prof. Dr. H. Fauzi, M.Ag, Bidang Ilmu Pendidikan

5. Prof. Dr. H. Ridwan, M.Ag, Bidang Ilmu Hukum Islam

6. Prof. Dr. Hj. Tutuk Ningsih, M.Pd, Bidang Ilmu Sosiologi Pendidikan



7. Prof. Dr. H. Moh. Roqib, M.Ag, Bidang Ilmu Pendidikan Islam

8. Prof. Dr. H. Suwito, M.Ag, Bidang Ilmu Pengkajian Islam/ Pemikiran Islam (Tasawuf)

9. Prof. Dr. H. Subur, M.Ag, Bidang Ilmu Pendidikan

10. Prof. Dr. H. Sulkhan Chakim, S.Ag., M.M, Bidang Ilmu Kajian Budaya dan Media

11. Prof. Dr. Ansori, M.Ag, Bidang Ilmu Hukum Islam

12. Prof. Dr. H. Rohmad, M.Pd, Bidang Ilmu Evaluasi Pendidikan

13. Prof. Dr. Abdul Wachid B.S., S.S., M.Hum, Bidang Ilmu Pendidikan dan Sastra Indonesia

14. Prof. Dr. Hj. Naqiyah, M.Ag, Bidang Ilmu Tafsir

15. Prof. Dr. Munjin, M.Pd.I, Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Islam



16. Prof. Dr. Kholid Mawardi, S.Ag., M.Hum, Bidang Ilmu Sejarah Kebudayaan Islam

17. Prof. Dr. H. Supriyanto, Lc., M.S.I, Bidang Ilmu Filsafat Islam

18. Prof. Dr. Hj. Khusnul Khotimah, M.Ag, Bidang Ilmu Akhlaq Tasawuf



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya