Jateng
Kamis, 3 November 2022 - 18:50 WIB

Semarang Alami Penurunan Tanah 10 Cm per Tahun, Pakar: Akibat Pembangunan Masif

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir di Semarang. (Dok. Solopos.com - Antara/Aji Styawan)

Solopos.com, SEMARANG — Daerah pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mengalami persoalan yang pelik terkait land subsidence atau penurunan tanah. Persoalan land subsidence ini bahkan membuat anggapan Kota Semarang bakal tenggelam lebih dulu dibanding daerah ibu kota, Jakarta.

Pakar lingkungan dan tata kelola Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Mila Karmila, menyebut penurunan tanah di Semarang salah satunya disebabkan oleh masifnya pembangunan di daerah pesisir. Ia pun menilai Kota Semarang mengalami penurunan tanah atau land subsidence sekitar 10 sentimeter (cm) setiap tahunnya.

Advertisement

“Masalahnya tanah dipesisir itu tanah muda, jadi masih terus melakukan pemanfaatan terus menerus. Jadi tanpa adanya beban tanah tetap akan turun, apalagi diperparah dengan adanya pembangunan,” kata Mila, Kamis (3/11/2022).

Tak hanya pembangunan masif di pesisir, lanjut Mila, faktor penyebab penurunan tanah di Semarang karena masifnya pengambilan air tanah. “Banyak industri yang menggunakan air tanah, sehingga memperparah penurunan. Apalagi tanahnya jenis tanah muda,” jelasnya.

Berdasarkan penelitiannya, Mila pun mengimbau kepada pemerintah setempat maupun pemilik industri untuk mengalihkan penggunaan air melalui sambungan pipa dan bukan air tanah. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penurunan tanah atau land subsidence akibat bertambahnya beban tanah di daerah pesisir Semarang.

Advertisement

Baca juga: Bukan Hanya Semarang, 7 Kota Ini Juga Berpotensi Tenggelam

“Pemerintah harus menyediakan dulu kebutuhan air yang bisa menjadi pengganti air bawah tanah,” tegasnya.

Mila menganggap selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang belum melakukan tindakan yang riil untuk mengatasi penggunaan air tanah oleh industri. Oleh karenanya, ia pun mendesak agar pemangku kebijakan atau stakeholder segera mengambil langkah konkret guna mengatasi persoalan tersebut.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif