SOLOPOS.COM - Foto udara suasana jalur kereta api dan areal stasiun yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024). (Antara/Makna Zaezar)

Solopos.com, SEMARANG — Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan tentang fakta mengejutkan soal banjir parah di Semarang.

Menurutnya, ada satu fenomena yang membuat Semarang menjadi wilayah dengan efek paling parah. Padahal jika dilihat dari data, curah hujan di Semarang sama dengan di wilayah-wilayah terdekatnya.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Dwikorita mengatakan bahwa ada satu fenomena yang terjadi. Fenomena yang dimaksud dikenal dengan nama Madden Julian Oscillation (MJO) yang secara tidak langsung menyebabkan adanya bibit siklon.

Kemudian kondisi kedua adalah wilayah Semarang yang saat ini lebih rendah dari permukaan air laut. Dua hal tersebut membuat Semarang seolah-olah menjadi wilayah paling terdampak atas hujan dan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia belakangan ini.

“Banjir yang melanda Semarang kali ini karena efek fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan pengaruh tidak langsung adanya bibit siklon. Tapi, kenapa Semarang paling parah? Karena memang wilayah Semarang, dari hasil penelitian geologi, mengalami penurunan secara kontinyu,” katanya seperti dilansir dari situs BMKG via Bisnis.com.

“Terutama di wilayah pesisir, lahannya memang daratnya itu lebih rendah dari muka air laut. Hal itulah yang menjadikan Semarang itu seakan-akan paling parah. Padahal pasokan hujannya sama dengan sekitarnya. Ini karena efek kondisi lahan setempat yang menurun,” terang Dwikorita.

Diberitakan sebelumnya, Semarang dikepung banjir sejak Rabu (13/3/2024). Bahkan, Stasiun Tawang dan beberapa sekolah tergenang banjir yang menyebabkan aktivitas di wilayah tersebut terdampak.

Di sisi lain, Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P. Martanto, mengatakan beberapa titik sudah mengalami penurunan genangan. Namun sejumlah titik lainnya, kedalaman air ada yang masih 70-80 sentimeter (cm).

Namun demikian, BPBD Kota Semarang tak memerinci berapa jumlah anak balita, warga lansia, dan warga sakit yang dievakuasi pada Jumat (15/3/2024) dini hari ini. Disebutkan, total sudah ada 623 orang yang berhasil dievakuasi sejak Kamis (14/3/2024) dini hari.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “BMKG Ungkap Fakta Mengejutkan soal Banjir di Semarang, Ada Fenomena yang Jadi Biang Kerok”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya