SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu, saat berbicara di depan forum Rakerda Penurunan Stunting di Semarang, Senin (13/2/2023). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Kota Semarang menyandang predikat sebagai kota tersukses di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dalam menurunkan angka prevalensi stunting atau tengkes. Angka stunting di Kota Semarang saat ini turun menjadi 10,9 persen atau terendah di antara 35 kabupaten/kota di Jateng.

Sukses menurunkan angka stunting menjadi yang terendah di Jateng, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, pun berkesempatan membagikan pengalamannya di hadapan kepala daerah se-Jateng di Kota Semarang, Senin (13/2/2023). Ia pun mengaku penurunan angka stunting di Kota Semarang dilakukan secara bersama-sama atau sinergi antara berbagai pihak.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

“Penurunan angka stunting di Semarang tidak hanya soal PMT [pemberian makanan tambahan], namun secara menyeluruh,” ujar Wali Kota Semarang yang karib disapa Ita di Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan BKKBN.

Maksud kata menyeluruh menurut Ita adalah penanganan tiga hal penyebab stunting yang saling berkaitan. “Satu karena gizi, itu tugasnya di Dinas Kesehatan dan Dinas Ketahanan Pangan. Kedua pola asuh, ini wilayahnya Disdalduk dan DP3A, dan ketiga penyebabnya yakni sanitasi lingkungan yang menjadi domain dinas infrastruktur seperti Disperkim dan DPU,” lanjut Ita.

Sementara dari pihak luar pemerintahan yang tak kalah penting menurut Ita adalah peran dan keterlibatan pengusaha melalui CSR. Demikian halnya dengab komitmen dari kepala daerah untuk terjun langsung.

“Ini tidak bisa hanya Disdalduk atau Dinkes saja, kepala daerah harus mandegani dan mengajak para pengusaha untuk ikut terlibat,” tukasnya.

Inovasi juga disebut Wali Kota Semarang penting, salah satunya untuk meminimalisasi kegiatan seperti sosialisasi-sosialisasi yang dinilainya tidak efektif. Dikatakan Ita, inovasi yang telah dikembangkan oleh Pemkot Semaarang melalu program Pelangi Nusantara (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan Anak Serta Remaja), Rumah Gizi, hingga Si Bening (Semua Ikut Bergerak Bersama Menangani Stunting).

Sementara inovasi termutakhir Pemkot Semarang adalah program daycare khusus stunting bernama Rumah Pelita (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Baduta) yang sedang disiapkan penerapannya.

“Kami menargetkan untuk ibu-ibu yang anaknya stunting karena pola asuh, yakni ibu-ibu pekerja. Pilot project akan dimulai dari Kecamatan Semarang Barat dan ke depan akan dibangun di 47 kelurahan dengan sejumlah fasilitas seperti pendampingan psikologis serta menu makan khusus baduta stunting.”

Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Widwiono, mengungkapkan capaian penurunan angka stunting di Kota Semarang hingga 10,9 % adalah hal yang spektakuler. “Saya tahu persis 10,9% ini tidak ujug-ujug. Hebatnya, Kota Semarang sudah jauh ke depan dengan melakukan kegiatan day care khusus untuk stunting,” puji Widwiono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya