Jateng
Kamis, 21 Desember 2017 - 16:50 WIB

SEMEN KENDENG : Tak Bertemu Ganjar, Warga Kendeng Geruduk Panti Marhaen

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Gun Retno (memegang mik), tengah berdialog dengan Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto (paling kiri) di Kantor DPD PDIP Jateng, Kota Semarang, Rabu (20/12/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa-JMPPK)

Pabrik semen di Pegunungan Kendeng, warga yang menolak pembangunannya mendatangi Kantor DPD PDIP di Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Massa penolak pembangunan pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah (Jateng) terus melancarkan aksi penolakannya di Kota Semarang. Bahkan, pada hari ke-13 aksinya, mereka mendatangi Kantor DPD PDI Perjuangan di Jl. Brigjen Sudiarto No. 44, Kota Semarang, Rabu (20/12/2017).

Advertisement

Koordinator aksi, Ngatiban, dalam keterangan tertulis kepada Semarangpos.com mengatakan aksi penolakan pabrik semen itu digelar di Kantor DPD PDI Perjuangan atau yang populer disebut Panti Marhaen, menyusul kekecewaan para peserta aksi yang tak kunjung ditemu Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Kantor PDIP menjadi tempat tujuan warga menggelar aksi karena merupakan kantor partai yang membesarkan nama Ganjar.

Sebelum mendatangi Panti Marhaen, peserta aksi yang mayoritas merupakan ibu-ibu yang mengklaim merupakan warga Pegunungan Kendeng di Pati maupun Rembang itu lebih dulu melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Jateng.

Namun, setelah siang hari, peserta aksi yang terdiri atas 40 ibu-ibu itu mendatangi Pantai Marhaen dengan menumpang truk bak terbuka. Mereka tiba di Panti Marhaen sekitar pukul 13.00 WIB dan ditemui Ketua DPD PDIP, Bambang Wuryanto.

Advertisement

“Warga [peserta aksi] mempertanyakan slogan DPD PDIP sebagai partai wong cilik dan memperjuangkan kaum marhaen. Apakah itu benar dilakukan ataukah hanya slogan belaka? Warga juga menceritakan persoalan Kendeng ini telah berlangsung lama. Secara peraturan, seharusnya Pegunungan Kendeng dilindungi. Warganya juga,” tulis Ngatiban dalam keterangan tertulis kepada Semarangpos.com, Rabu.

Dalam kesempatan itu, lanjut Ngatiban, warga juga menyampaikan fakta bahwa sejatinya telah menjadi warga negara yang baik dengan menempuh jalur pengadilan untuk menolak pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng itu. Bahkan, Mahkamah Agung (MA) telah memenangkan tuntutan ibu-ibu dari Pegunungan Kendeng tersebut.

“Warga juga meminta PDIP harus kembali kepada nilai-nilainya yang memperjuangkan wong cilik dan kaum marhaen. Itu disampaikan sebagai upaya warga mengingat agar PDIP tidak memiliki slogan kosong,” beber Ngatiban.

Advertisement

Aksi warga di depan Kantor DPD PDIP Jateng ini kemudian dilanjutkan dengan pemukulan lesung. Sambil memukul lesung, peserta aksi juga menyanyikan tembang berbahasa Jawa berjudul Lesung Jumengglung. Sambil menyanyi, warga juga membentangkan spanduk bertuliskan “Jangan Jadikan Slogan Wong Cilik Kalau Tidak Menyelesaikan Kasus Kendeng”.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif