SOLOPOS.COM - Senator Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI Jawa Tengah (Jateng), Abdul Kholik (tengah), seusai focus group discusion (FGD) bertajuk Prospek Pengembangan Kuliner Organik Sebagai Produk Unggulan Pariwisata Jawa Tengah di Kantor DPD Jateng, Jumat (15/3/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dari Jawa Tengah (Jateng), Abdul Kholik, menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng belum secara penuh mampu menggali potensi di sektor pariwisata. Menurutnya, hal ini terlihat dari masih tertinggalnya daya tarik wisata di Ibu Kota Jateng, yakni Semarang, dengan daerah lain, khususnya Jogja dan Solo.

Hal itu disampaikan Abdul Kholik saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Prospek Pengembangan Kuliner Organik Sebagai Produk Unggulan Pariwisata Jawa Tengah di Kantor DPD RI Perwakilan Jateng, Jumat (15/3/2024). Melalui FGD itu, Abdul Kholik ingin mendorong kuliner organik menjadi daya tarik pariwisata di Jateng.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Hari ini kami kumpulkan berbagai stakeholder untuk mendorong pariwisata bisa menjadi sebuah kekuatan di Jateng. Dari pembahasan tadi juga tampak bahwa Kota Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi belum sepemuhnya mampu mengembangkan potensi wisatanya, karena masih tertinggal dengan Jogja, dengan Solo. Ini menjadi PR [pekerjaan rumah] kita bersama. Bagaimana mendorong semua potensi agar bisa berkembang,” terang Abdul Kholik.

Potensi pariwisata, lanjut Abdul Kholik, perlu didorong. Terlebih, kunjungan wisatawan di Jateng setiap tahun bisa mencapai 106 juta orang, yang sebagian besar merupakan wisatawan domestik. Selain itu, pengeluaran terbesar wisatawan adalah kuliner, yakni mencapai 47%.

Produk Unggulan

Oleh karena itu, putra asli Cilacap itu berharap Pemprov Jateng lebih mengembangkan potensi wisata dengan memperbanyak produk wisata, salah satunya yakni kuliner organik yang bisa menjadi produk unggulan wisata di Jateng.

“Sekarang sudah ada Kota Lama Semarang sebagai ikon. Tapi, kita juga ingin ada ikon lain untuk mengangkat itu [Kota Lama Semarang], salah satunya melalui kuliner organik. Ini tentu akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Semarang,” jelasnya.

Abdul Kholik juga berharap ke depan, pemerinta daerah setempat bisa membuat kebijakan yang menyinergikan daya tarik wisata dengan produk unggulan lain dalam satu branding. Tujuannya, agar semua daerah dapat diuntungkan dan potensi wisata bisa kian berkembang.

“Karen PDRB [Produk Domestik Regional Bruto] sumbangannya yang terbesar sebagian dari pariwisata. Maka kalau mau mengangkat ya yang di push ini [branding] sebenarnya. Tapi pada intinya hari ini kita sangat bersyukur semua stakeholder punya pemahaman yang sama untuk bisa mendorong wisata di Jateng, terutama Kota Semarang dan sekitarnya agar lebih berkembang,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Supriyanto, mengatakan total sudah ada 49 kelompok pertanian organik dengan luas sekitar 600 hektare (ha) yang telah terverifikasi di Jateng. Langkah saat ini yang telah diambil, yakni mendorong produk kuliner organik itu lebih diperkenalkan ke wisatawan dengan menampilkan di ruang-ruang hotel.

“Pada prinsipnya kami berterima kasih karena akan ada peluang memasarkan produk pertanian, khususnya produk organik, ke ranah yang lebih luas. Saat ini kami perlu sinegitas antarlini utama. Kemudian teman-teman perhotelan suatu saat akan kami ajak gabuk supaya merekrut produk petani,” jelas Supriyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya