SOLOPOS.COM - Warga Dusun Gedong, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah saat periksa di pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Yellow Clinic Semarang, Sabtu (4/11/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Sepekan setelah kebakaran hebat yang melanda Gunung Merbabu, warga yang terdampak asap kebakaran masih mengeluhkan gangguan pernapasan.

Hal itu diungkapkan Triyoso, 55, warga Dusun Gedong, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Diakuinya setelah kembali dari pengungsian, dirinya masih mengalami batuk-batuk.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

“Kalau batuk memang masih sakit sejak dari mengungsi, jadinya kondisi badan tidak enak,” terangnya usai menjalani pemeriksaan kesehatan yang difasilitasi Yellow Clinic di Dusun Ngaduman, Sabtu (4/11/2023).

Selain mengalami batuk-batuk, Triyoso juga mengaku mengalami sesak napas dan membuat aktivitas sehari-harinya juga terganggu.

“Selain itu saya juga sesak napas, buat napas susah, pendek-pendek, jadi gampang capai. Jalan sedikit, harus berhenti untuk istirahat. Karena itu sampai sekarang belum pergi ke kebun,” kata Triyoso.

Keluhan serupa disampaikan Ngatinem,60. Pascapulang dari pengungsian satu pekan lalu, kondisi badannya masih tidak enak serta merasakan berat untuk bernapas.

Lantaran napas terasa berat, aktivitas hariannya pun terganggu. Dia memilih menghabiskan waktu di rumah daripada ke kebun.

“Istirahat saja di rumah, nunggu sehat baru nanti ke kebun. Daripada dipaksakan nanti malah sakitnya tambah parah,” terangnya.

Dokter Rian Geri dari Yellow Clinic Semarang, mengatakan sesak napas, nyeri dada, batuk dan flu mendominasi keluhan warga saat diperiksa.

“Selain itu ada juga nyeri sendi karena aktivitas harian,” ungkap dokter Rian.

Rian mengungkapkan keluhan yang disampaikan warga erat hubungannya dikarenakan dampak kebakaran Gunung Merbabu karena asap dan debu yang terhirup.

“Dampak signifikannya memang di saluran pernapasan, akibatnya warga mengalami sesak napas,” terangnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau warga yang menjalani aktivitas di luar rumah untuk disiplin menggunakan masker. Terlebih di pegunungan ini juga sering kabut.

“Sebagai antisipasi awal gunakan masker, agar tidak semakin parah dan menjadi ISPA,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya