SOLOPOS.COM - Kepala Karantina Pertanian Semarang, Turhadi (kiri), saat meninjau produksi serpih porang asal Jateng. (Solopos.com - Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang)

Solopos.com, SEMARANG — Serpih porang asal Jawa Tengah (Jateng) akhirnya mampu menembus pasar Tiongkok sejak negara tersebut membuka kembali keran impor porang. Berdasarkan data Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, sepanjang tahun 2023 ini total sudah ada 2.000 ton serpih porang kering dari Jateng yang diekspor ke Tiongkok dengan nilai mencapai Rp65 miliar.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, Turhadi, mengatakan pihaknya terus mendukung akselerasi ekspor dengan menerbitkan Phytosanitary Certificate sebagai jaminan kesehatan atas proses tindakan karantina. Selain itu, Balai Karantina Pertanian Semarang juga berupaya terus melakukan pendampingan mulai dari hulu hingga hilir hingga komoditas pertanian asal Jateng siap ekspor ke negara tujuan.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

“Jateng menjadi salah satu sentra produksi porang. CV TMA merupakan salah satu eksportir serpih porang kering di Kota Semarang yang telah mendapat registrasi dari Tiongkok karena memenuhi pesyaratan administrasi dan teknis yang dipersyaratkan,” jelas Turhadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/8/2023).

Menurutnya, serpih porang Jateng menjadi incaran pasar luar negeri dan diminati pasar Tiongkok sehingga meningkatkan harga jual porang. Hal ini memberikan nilai tambah bagi petani, dengan adanya kenaikan harga jual umbi porang yang mencapai 40%.

Dari data Indonesian Quarantine Full Automation System (Iqfast) tahun 2023, ekspor serpih porang kering Jateng mencapai 2.000 ton dengan nilai Rp65 miliar. Sedangkan dalam kurun Mei hingga Agustus 2023, frekuensi ekspor serpih porang asal Jateng mencapai 24 kali.

“Hal ini menjadi kesempatan istimewa dan kepercayaan yang diberikan GACC Tiongkok sehingga serpih porang kering kembali diekspor. Perlu dijaga dan ditingkatkan kualitas porang yang diekspor dan tetap menerapkan prosedur yang dipersyaratkan,” tutur Turhadi.

60 Ton per Hari

Sementara itu, owner CV TMA, Wirawan, mengatakan kapasitas produksi serpih porang asal Jateng mencapai 60 ton per hari. “Saat ini kami sudah berinvestasi untuk hilirisasi serpih porang menjadi tepung glukomanan dan beras porang. Adapun proses hilirisasi ini akan dilaksanakan setelah protokol ekspor tepung disetujui dan ditandatangani Pemerintah Indonesia dan Tiongkok,” jelasnya.

Menurut Wirawan kebutuhan porang kini telah mendunia, bukan hanya untuk kebutuhan pangan tetapi sudah berkembang untuk bahan baku industri farmasi, kosmetik dan lainnya. Dikutip dari situs web agro.kemenperin.go.id, porang memiliki berbagai manfaat antara lain kaya serat dan kaya kandungan glukomanan sehingga bisa menjadi bahan tepung alternatif, mengontrol gula darah sehingga aman bagi penderita diabetes.

Selain itu, kandungan glukomanan dalam porang juga dipercaya menurunkan kadar kolesterol. Porang juga bisa digunakan untuk berbagai bahan makanan seperti konnyaku (seperti tahu) dan shirataki (mi yang populer di Jepang, Tiongkok, dan Taiwan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya