SOLOPOS.COM - Anak-anak Dusun Kedung Gondang, Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang saat melukis batu kali, Minggu (30/7/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Sejumlah anak di Dusun Kedung Gondang, Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang kini memiliki aktivitas melukis di atas batu kali setiap sore. Aktivitas melukis itu dilakukan dengan memanfaatkan batu kali yang melimpah di sekitar Sungai Bade di daerah setempat.

Biasanya, sejumlah batu kali itu dimanfaatkan sebagai bahan material bangunan. Tapi, anak-anak di Dusun Kedung Gondang menjadikan batu kali itu sebagai media lukis.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Aktivitas melukis itu sudah dilakukan anak-anak setiap sore selama dua pekan terakhir. Setelah dilukis, batu-batu tersebut disusun menjadi taman batu lukis.

Keisya Putri, seorang anak yang ikut menggambar batu mengaku senang dengan kegiatan tersebut.

“Tempatnya di sini lebih indah, bisa bersama teman-teman. Kalau main ponsel takut mata rusak dan kalau dijalan ramai motor, bisa ketabrak,” ucapnya, Minggu (30/7/2023).

Sementara Priyo Puji Raharjo, praktisi pemerhati anak yang menjadi pendamping pembangunan di desa setempat, mengatakan konsep yang dibangun tidak sekadar rekreasi, tapi juga edukasi.

“Kami pacu motorik anak dengan menggambar. Tapi medianya tidak hanya kertas dan kanvas, ada batu karena di sini sangat banyak,” paparnya.

Kepala Dusun (Kadus) Kedung Gondang, Pujioto Sriaminto, mengatakan taman batu lukis yang dibikin anak-anak tersebut akan menjadi salah satu spot untuk wahana wisata yang sedang dirintis.

“Sebelumnya memang sudah ada desa wisata yang melibatkan warga. Kami menjual konsep tradisional. Menawarkan suasana perdesaan dan sungai dengan kuliner tradisional. Lantaran terus berkembang, makanya kami kembangkan,” ujarnya.

Guna menunjang hal itu, pihaknya akan membangun kolam renang dan pusat kuliner sebagai pelengkap fasilitas agar pengunjung semakin nyaman. Pujioto menyampaikan, wilayahnya memiliki potensi sebagai desa wisata karena didukung alam yang bagus.

“Ada sungai, tebing 50 meter. Lalu persawahan, perkebunan, dan masyarakat yang toleran,” terangnya.

Dia mengatakan pengembangan potensi yang ada di daerahnya semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Pasalnya, warga bisa berkreasi dalam mengembangkan produk perdesaan.

“Ketela, selama ini hanya buat makanan sapi. Tapi setelah diolah menjadi makanan tradisional, harganya menjadi lebih baik. Ini kan warga jadi bertambah pemasukannya,” ungkap Pujioto.

Dikatakan, kolam renang dan pusat kuliner akan memakai lahan bengkok seluas 5.000 meter persegi.

“Kami memang mendahulukan swadaya masyarakat. Itu sangat luar biasa karena semua gotong royong. Dengan demikian akan dijaga dan semua merasa memiliki. Rencananya, akhir tahun diresmikan,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya