Jateng
Minggu, 11 Desember 2022 - 22:17 WIB

Seru! Penyandang Difabel Semarang Unjuk Karya di Festival Kreatif Inklusif

Ponco Wiyono  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Festival Kreatif Inklusif di Kota Lama Semarang, Minggu (11/12/2022). (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG — Peringatan Hari Disabilitas Sedunia di Kota Semarang, Jawa Tengah, diwarnai dengan Festival Kreatif Inklusif di kawasan Kota Lama, pada Minggu (11/12/2022). Acara ini terselenggara lewat kerja sama UNESCO Jakarta dan Pemerintah Kota Semarang, dalam rangka memperlihatkan kekuatan kreativitas anak-anak muda untuk mewujudkan dunia yang lebih inklusif.

Dalam Festival Kreatif Inklusif ini, ditampilkan  rangkain pertunjukan seni, peragaan busana, dan pameran produk kreatif di sepanjang Jalan Kepodang.

Advertisement

Hadir Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, bersama dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

“Ini mungkin menjadi yang pertama kali di Indonesia, festival kreativitas anak-anak inklusi sebegini meriahnya. Hari ini kita memanjakan teman-teman semuanya,” tutur Ita, sapaan Hevearita, saat membuka acara.

Advertisement

“Ini mungkin menjadi yang pertama kali di Indonesia, festival kreativitas anak-anak inklusi sebegini meriahnya. Hari ini kita memanjakan teman-teman semuanya,” tutur Ita, sapaan Hevearita, saat membuka acara.

Beragam asosiasi dan komunitas penyandang disabilitas dari Semarang juga hadir dan tampil dalam beragam karya seni di sekitar kawasan Jalan Kepodang, Kota Lama.

Baca Juga: Berkomunikasi dengan Alam Gaib, Pria Ini Lukis Keindahan Lempongsari Semarang

Advertisement

Dua peserta festival, Puput (Rizqy Puput Isnaini) dan Zul (Ahmad Zulfikar Fauzi) hadir membawa serta karya mereka. Keduanya adalah desainer grafis muda dan pemilik merek usaha “Artshine” dan “Zulfikar Artem”. Kelainan otot (Muscular Dystrophy) yang mereka alami sejak lahir tidak menghalangi mereka berdua untuk menghasilkan karya.

Untuk pertunjukan kali ini, Puput menggandeng Risa Maharani Basic dari Semarang dan Silly dari Yogyakarta untuk membuat koleksi busana baru, sementara Puput dan Zul juga bekerja sama mengadakan workshop melukis selama Festival berlangsung.

Kolaborasi ini mendapat dukungan dari program Kita Muda Kreatif UNESCO-Citi Foundation yang membimbing wirausaha kreatif muda sejak tahun 2017.

Advertisement

Baca Juga: Kawasan Industri Kendal, Zona Ekonomi Baru Jawa Tengah

“Mendapatkan akses kolaborasi adalah hal yang paling kami butuhkan untuk bisnis kami,” kata Zul.

Direktur dan Kepala Corporate Affairs Citi Indonesia, Puni A. Anjungsari menambahkan, Kita Muda Kreatif diciptakan untuk menyamakan kedudukan masyarakat yang tinggal di sekitar situs warisan budaya dunia dan tujuan wisata populer di Indonesia sehingga mereka juga mampu melestarikan pengembangan budaya lokal serta  mendapatkan keuntungan ekonomi dari kegiatan pariwisata di daerah tersebut.

Advertisement

“Penyandang disabilitas merupakan bagian terpadu dari masyarakat ini. Potensi mereka untuk berkontribusi pada kemajuan ekonomi lokal sangat besar dan sama pentingnya. Kami berharap Pemerintah Indonesia akan terus melihat semua anak muda ini sebagai aset negara,”  tambah Puni.

Sementara Kepala Unit Budaya, UNESCO Jakarta Moe Chiba menuturkan pentingnya kepedulian terhadap alam meski dunia usaha terus berkembang seiring kemajuan jaman.

Baca Juga: Tak Dengar Klakson, Pengendara Motor Tertabrak Kereta Api Wisata di Ambarawa

“Bisnis di abad ke-21 tidak boleh mengabaikan aspek kelestarian lingkungan dan inklusi sosial. Program Kita Muda Kreatif telah menantang para wirausahawan muda untuk berpikir lebih dari hanya sekadar menghasilkan pendapatan saja tetapi juga bagaimana pekerjaan mereka dapat berkontribusi pada berbagai tujuan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujar Moe.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif