SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ratu Kalinyamat. (Twitter)

Solopos.com, JEPARA — Siapa Ratu Kalinyamat asal Jepara yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo. Ratu Kalinyamat yang dikenal anti-kolonialisme ini diketahui memiliki kekuatan angkatan laut super tangguh.

Sebagaimana diketahui, Ratu Kalinyamat dinobatkan sebagai pahlawan nasional melalui surat Kementerian Sekretariat Negara bernomor R-09/KSN/SM/GT.02.00/11/2023. Surat tersebut ditandatangani Sekretaris Militer Presiden, Laksda TNI Hersa.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Gelar pahlawan nasional akan diberikan pada peringatan Hari Pahlawan pada Jumat (10/11/2023). Selain Ratu Kalinyamat, terdapat pula tokoh lain yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Masing-masing Ida Dewa Agung Jambe (Bali), Bataha Santiago (Sulawesi Utara), M. Tabrani (Jawa Timur), K.H Abdul Chalim (Jawa Barat), dan K.H. Ahmad Hanafiah (Lampung).

Lantas, siapa Ratu Kalinyamat sebenarnya? Dikutip dari www.nu.or.id, Rabu (8/11/2023) pada artikel berjudul Ratu Kalinyamat, Perempuan Penguasa Pemberani Abad 16 oleh Syakir NF, alumnus Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), menyebutkan Ratu Kalinyamat berkuasa di wilayah Kalinyamat (1550-1579).

Ratu Kalinyamat merupakan putri dari Sultan Trenggana. Berdasarkan Babad Demak, sebagaimana dikutip dari Chusnul Hayati dkk dalam Peranan Ratu Kalinyamat di Jepara pada Abad XVI (2000), dia merupakan putri pertama dari sultan ketiga Kesultanan Demak itu. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa ia merupakan putri ketiga dari enam bersaudara.

Lepas dari itu, Retna Kencana (Ratu Kalinyamat) ini kemudian menikah dengan Kiai Wintang atau dikenal dengan sebutan Pangeran Hadiri atau Pangeran Kalinyamat. Banyak versi latar belakang suaminya itu. Ada yang menyebut dari Cirebon dengan nama aslinya Raden Mukmin seperti disebut J Knebel, ada yang menyebut dari Aceh yang memiliki nama asli Raden Toyib.

Sementara dalam Serat Kandhaning Ringgit Purwa, suami Kalinyamat merupakan seorang pedagang Tionghoa yang dikenal dengan Juragan Wintang. Karena pernikahannya dengan Ratu Kalinyamat, Raden Toyib pun menjelma menjadi Pangeran Kalinyamat dan membuatnya menjadi seorang elite.

Saat memerintah, Ratu Kalinyamat menaruh perhatian pada bidang militer. Tak heran, ia memiliki kekuatan angkatan laut yang tangguh. Hal ini bukan saja berkaitan dengan penjagaan teritorial wilayahnya. Lebih dari itu, hal tersebut juga menjadi instrumen baginya dalam membangun kerja sama dengan kerajaan lain guna membantu mengawal mitranya dari pasukan penjajah.

Ratu Kalinyamat pun dikenal memiliki pasukan perang yang tangguh dan teruji dengan pengiriman mereka ke wilayah timur, tepatnya di Haitu Maluku dan wilayah barat ke Kesultanan Johor dan Kesultanan Aceh Darussalam. Pengiriman tentara itu ditujukan dalam rangka membantu mereka dalam melawan Portugis yang menempati pos di di Maluku dan Malaka.

Tanpa rasa takut, pada tahun 1551, Ratu Kalinyamat menyambut baik ajakan jihad yang dikirimkan Raja Johor. Ia mengirimkan 40 kapal yang mengangkut 4.000 sampai 5.000 tentara bersenjata. Sempat merangsek masuk ke Malaka, tetapi setelah panglima perangnya gugur, pasukan pun mundur kembali ke Jepara.

Ratu Kalinyamat pun kembali mengirimkan pasukannya ke wilayah tersebut atas ajakan Sultan Riayat Syah dari Kesultanan Aceh pada tahun 1573. Kejadian hampir sama pun berulang. Pasukan Kalinyamat sempat berhasil masuk ke wilayah Portugis. Namun, blokade dari laut membuat kehabisan bahan makanan sehingga membuat dua pertiga angkatan perang pun gugur.

Kisah heroik Ratu Kalinyamat melawan Portugis mengakibatkan pemerintah Indonesia saat ini menobatkannya sebagai pahlawan nasional. Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, mengatakan sepak terjang Ratu Kalinyamat sebagai pejuang anti-kolonialisme harus menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan di alam kemerdekaan ini.

Lestari Moerdijat memuji seluruh masyarakat Jepara yang selama ini gigih memperjuangkan putri terbaiknya tersebut, menjadi pahlawan nasional. Proses pengajuan Ratu Jepara menjadi pahlawan nasional melalui jalan yang berliku.

Pemerintah Kabupaten Jepara dua kali gagal mewujudkan keinginan menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional. Pengajuan pertama pada 2007 namun tidak disetujui pemerintah.

“Penetapan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional tahun ini harus dijadikan momentum bagi para perempuan Indonesia untuk bangkit,” ujarnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Rabu (8/11/2023).

Demikian tadi, sekelumit kisah siapa Ratu Kalinyamat dari Jepara yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia. Ratu Kalinyamat meninggal dunia pada tahun 1579.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya