Jateng
Rabu, 9 Juni 2021 - 09:47 WIB

Siboen, Montir Bengkel Banyumas yang Tembus Gold Button Youtube

Newswire  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Konten kreator, Siboen menunjukkan penghargaan. (Suaracom)

Solopos.com, BANYUMAS -- Siswanto alias Siboen, 37, pria asli Banyumas ini tak menyangka hidupnya bakal berubah dari tukang montir bengkel menjadi Youtuber kondang.

Mengutip Suara.com, Rabu (9/6/2021), Siboen tinggal di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Usaha ini dimulai sejak lima tahun lalu saat dia masih sibuk mbengkel sebagai mata pencaharian.

Advertisement

Cerita berubah saat Siboen pada 2017 melihat berita kesuksesan Atta Halilintar berpenghasilan besar hanya bermodal YouTube. "Saat itu saya berpikiran ingin mengembangkan usaha saya. Tapi kan susah buka bengkel di desa. Pasti ya pasiennya dan orangnya itu-itu saja," kata Siboen.

Baca Juga : Legislator Kabupaten Banyumas Kena Tipu Rp743 Juta

Advertisement

Baca Juga : Legislator Kabupaten Banyumas Kena Tipu Rp743 Juta

Siboen juga menceremati fenomena anak-anak desa tempatnya tinggal kerap melontarkan kata cingire. Ia penasaran lalu mencari tahu sendiri fenomena anak-anak sekitaran yang kerap berkata cingire.

Rupanya anak-anak tersebut menirukan perkataan cerita komedi oleh Youtuber asal Kebumen. Dari situlah awal mula konten-kontennya dimulai. Tiga bulan pertama, tiap harinya ia dengan rutin mengunggah konten komedi yang melibatkan anak sekitaran.

Advertisement

Konten komedi yang saat itu ia buat rupanya kurang diminati oleh warganet. Hingga pada akhirnya, datanglah seorang yang ingin membetulkan aki motor jenis N-Max. Karena keluaran terbaru, ia kesulitan untuk mencari letak aki berada.

Berawal dari Cari Aki

"Saya kesulitan cari aki, orangnya terus nyuruh saya buat lihat di Youtube. Akhirnya ketemu tuh, tapi rata-rata konten yang diunggah di Youtube mengenai tutorial perbengkelan kurang jelas untuk orang awam," akunya.

Dari situlah ide untuk membuat konten tutorial dunia perbengkelan motor tercetus. Bukan tanpa sebab, pasalnya keterampilan ia di dunia perbengkelan bukan diraih dari pendidikan STM. Pendidikan resmi yang ia raih adalah jenjang Sekolah Dasar (SD).

Advertisement

Awalnya selain keterbatasan gawai, ia juga keterbatasan kuota untuk mengunggah kontennya. Alhasil, ia menemukan ritme baru, tiap pukul 16.00 WIB sore, selepas ia menutup bengkel, langsung menuju ke balai desa yang menyediakan internet gratis.

Baca Juga : Satgas Covid-19 Banyumas Bubarkan Acara Wisuda di Hotel

"Kerjaan saya tiap hari upload konten tiap jam 4 sore. Isinya ya tutorial perbengkelan. Saya kadang sampai ketiduran karena menunggu upload yang waktunya lama," tuturnya.

Advertisement

Hanya dalam waktu enam bulan jerih payahnya mulai menghasilkan. Ia mulai gajian dari Youtube. Masih ingat betul saat itu jumlah yang ia terima dari Youtube, kisaran angka Rp1,8 juta.

Hingga kini ia bisa dikatakan berhasil menjadi konten kreator YouTube dengan penghasilan Rp50-150 juta. Hasil tersebut didapat dari akumulasi 10 channel Youtube yang ia kelola sendiri saat ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif