Jateng
Rabu, 17 Mei 2023 - 16:55 WIB

Siswa SMAN 3 Salatiga Membatik Massal, Manfaatkan Tumbuhan sebagai Bahan Baku

Hawin Alaina  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para siswa SMAN 3 Salatiga saat menggelar kegiatan membatik massal di sekolah, Rabu (17/5/2023). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Siswa SMA Negeri (N) 3 Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), menggelar acara membatik ecoprint massal di halaman sekolahnya, Rabu (17/5/2023). Uniknya, dalam acara ini para siswa SMAN 3 Salatiga memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan pewarna dalam membatik itu.

Kepala SMAN 3 Salatiga, Suyitno, mengaku kegiatan membatik massal itu bertujuan untuk menanamkan jiwa seni dan kewirausahan kepada siswa. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka yang tengah digalakan pemerintah.

Advertisement

“Kewirausahaan dari mulai perencanaan, promosi, pemasaran, dan evaluasi,” terang Suyitno kepada Solopos.com, Rabu.

Diakuinya pembuatan ecoprint dipilih karena sesuai dengan program Adiwiyata sekolah. Selain itu batik menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang sudah diakui dunia.

“Tema besar ini kita ambil batik. Pola batik yang kami kembangkan di sini berbasis lingkungan,” bebernya.

Advertisement

Diharapkan dengan kegiatan membatik massal ini siswa akan semakin mencintai batik. Hasil dari batik ecoprint ini akan digunakan untuk fasilitas sekolah seperti taplak meja dan lain sebagainya.

Seorang siswa SMAN 3 Salatiga, Ratna Sari Dewi, mengaku membuat batik ecoprint sangat menarik. Hal itu dikarenakan dalam proses pembuatannya, ia mengaku menggunakan warna dari bahan-bahan alami, yakni tumbuhan seperti daun ketela dan daun pohon jati.

“Untuk pengalaman daun yang paling bagus dan cocok adalah daun jati dan daun ketela. Warnanya menjadi hijau,” jelasnya.

Advertisement

Untuk menyelesaikan satu kain batik, Ratna mengaku membutuhkan waktu sekitar dua jam. Ia membuat batik itu berpasangan dengan siswa lain.

“Untuk motifnya kita diberikan kebebasan berkreasi dan juga dalam pembuatan pola. Itu tergantung imajinasi dan tidak ada tuntutan juga,” ujar siswa kelas X itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif