Jateng
Senin, 25 Mei 2015 - 05:50 WIB

SITUS LIYANGAN TEMANGGUNG : Tim Ekskavasi Temukan Bangunan Suci

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PENEMUAN BATU-Petugas Satpol PP Boyolali mengamati batu yang diduga benda bersejarah yang ditemukan di Kampung Watutelenan, Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali Kota, Senin (26/3).

PENEMUAN BATU-Petugas Satpol PP Boyolali mengamati batu yang diduga benda bersejarah yang ditemukan di Kampung Watutelenan, Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali Kota, Senin (26/3).

Situs Liyangan Temanggung terus di ekskavasi. Tim dari Balai Arkeologi Jogja kembali menemukan sebuah bangunan suci di situs tersebut

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, Temanggung- Tim ekskavasi dari Balai Arkeologi Jogja kembali menemukan sebuah bangunan suci di Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro di Desa Purbosari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (24/5/2015).

Ketua tim ekskavasi Situs Liyangan, Sugeng Riyanto di Temangggung, Minggu, mengatakan bangunan tersebut berada di sisi kanan jalan trasahan, menghadap ke tenggara dengan ukuran 4,5 meter kali 5,5 meter dan tinggi berkisar 1,5 meter.

Advertisement

Ia mengatakan belum diketahui secara pasti fungsi bangunan tersebut karena di bagian belakang dan kiri atau timurnya belum dibuka. Di dua bagian tersebut masih tertutup material erupsi Gunung Sindoro.

Ia menuturkan di bagian depan bangunan suci dilengkapi empat jaladwara atau saluran air, sedang di sisi kiri ada enam jaladwara, hanya saja yang tersisa satu jaladwara, lima jaladwara lainnya rusak terkena erupsi gunung Sindoro pada abad X.

Di bagian atas bangunan terdapat altar berukuran dua meter kali dua meter. Bagian belakang bangunan menyatu dengan sebuah bangunan lain yang belum diketahui bangunan apa sebab belum dibuka.

Advertisement

Ia mengatakan dari bangunan tersebut dihubungkan saluran air yang mengalirkan air ke sisi depan, kanan, dan kiri. Di sisi depan dan kiri, air keluar melalui jaladwara.? Menurut dia tim belum dapat memastikan bangunan yang ditemukan berupa petirtaan atau candi. Petirtaan ditandai temuan jaladwara, sedangkan altar menandai sebuah candi. Setelah material dibuka baru diketahui bangunan sebagai candi atau petirtaan.

“Kami masih penasaran, tetapi untuk membuka material belum memungkinkan saat ini,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif