SOLOPOS.COM - Situs Patiayam, Kabupaten Kudus (Instagram/@haryanto8643)

Solopos.com, KUDUS — Situs Purbakala Patiayam berlokasi di Pegunungan Patiayam, Dukuh Kancilan, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Di situs ini, ditemukan sekitar 1.500 fosil dan kini disimpan di rumah-rumah penduduk, namun ada yang dimuseumkan di Museum Ronggowarsito, Semarang.

Dikutip dari Wikipedia, Rabu (3/11/2021),  Situs Patiayam dulunya merupakan bagian dari Gunung Muria yang luasnya mencapai 2.902,2 hektare (Ha), meliputi wilayah Kabupaten Kudus dan beberapa kecamatan di Kabupaten Pati.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Situs Patiayam memiliki persamaan dengan situs purba Sangiran, Trinil, Mojokerto dan Nganjuk. Keunggulannya secara komparatif, situs patiayam memiliki fosil yang utuh dikarenakan ada timbunan abu vulkanik dari letusan Gunung Muria  sehingga pembentukan fosil menjadi baik. Faktor lainnya, fosil-fosil ini berada di dalam sungai besar di sekitar situs sehingga fosil-fosil tersebut tidak pindah lokasi karena erosi.

Situs Patiayam merupakan salah satu situs purbakala yang terlengkap dengan dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba atau homo erectus, fauna vertebrata, dan fauna invertebrata. Ada juga alat-alat batu manusia dari  hasil budaya manusia purba yang ditemukan dalam satu dari pelapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Karimunjawa Ternyata Pulau Harta Karun

Secara morfologi, situs Patiayam dulunya merupakan sebuah kubah (dome) dengan ketinggian puncak tertingginya, Bukit Patiayam, mencapai 350 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Di daerah ini, banyak terdapat bebatuan dari zaman plestosen yang mengandung fosil vertebrata dan manusia purba yang terendam dalam lingkungan sungai dan rawa-rawa.

Sejumlah rangkaian penelitian telah dilakukan di situs ini, mulai dari tahun 1931 oleh peneliti asal Belanda, Van Es yang menemukan sembilan jenis fosil vertebrata. Hingga tahun 2007, berbagai penelitian dilakukan dan ditemukan 17 spesies hewan vertebrata dan tulang belulang hewan purba lainnya, seperti Stegodon trigonochepalus (gajah purba), Elephas sp (sejenis Gajah), Rhinocecos sondaicus (badak), Bos banteng (sejenis banteng), Crocodilus, sp (buaya), Ceruus zwaani dan Cervus atau Ydekkeri martim (sejenis Rusa) Corvidae (Rusa), Chelonidae (Kura-Kura), Suidae (Babi Hutan), Tridacna (Kerang laut), Hipopotamidae (Kudanil). Temuan fosil-fosil di Patiayam memiliki keistimewaan daripada fosil temuan di daerah lain karenakan sebagian situs yang ditemukan bersifat utuh.

Dari waktu ke waktu, makin banyak fosil purba ditemukan di situs ini, sehingga perlu dibangun museum khusus sebagai tempat penampungan fosil-fosil temuan. Museum ni masih sangat sederhana dan berlokasi di Desa Teban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

Baca Juga: Sate Martawi, Lebih Gede dari Sate Lainnya

Selama ini Pemkab Kabupaten Kudus terus menyelamatkan dan melesarikan Situs Patiayam yang merupakan situs Prasejarah ikon masa depan dan bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk penelitian dan ekskavasi.

Sebelumnya, pada 22 September 2005, Situs Patiayam ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Situs ini juga sebenarnya  sudah lama dikenal sebagai salah satu situs manusia purba (hominid) di Indonesia.

Sementara itu, dilansir dari Antaranews.com, pada 2020 lalu, sebagai bentuk mendukung keberadaan Situs Patiayam, sebanyak tujuh desa penyangga di situs tersebut didorong oleh Pemkab Kudus, melalui Kasi Bidang Permuseuman dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, RR Lilik Ngesti  untuk ikut menyelematkan fosil yang ditemukan karena hampir setiap tahun ada laporan dari warga yang menemukan fosil purba.

Lilik menyebutkan bahwa ketujuh desa tersebut, yakni Desa Rejosari, Desa Kandangmas, Desa Terban, Desa Honggosoco, Desa Gondoharum, Desa Klaling dan Desa Tanjung Rejo. Bentuk dukungan ini berupa pelaopram kepada dinas terkait jika ada penemuan benda-benda purbakala. Dengan adanya dukungan tujuh desa penyangga tersebut, diharapkan nantinya ada pengembangan wisata yang dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya