SOLOPOS.COM - Ilustrasi smartphone vs kamera. (Youtube.com)
Smartphone diakui kalangan pedagang kamera menggerus pasar alat potret tersebut.
Semarangpos.com, SEMARANG — Pengusaha sekaligus pemilik Toko Fanuel Kamera, Fredy Hartoyo, mengungkapkan penurunan grafik permintaan kamera dari masyarakat seiring dengan semakin menjamurnya keberadaan smartphone atau pesawat telepon seluler (ponsel) pintar.
“Masyarakat lebih tertarik untuk membeli ponsel dengan fitur kamera baik dibandingkan harus membeli kamera,” katanya di Semarang, Selasa (6/9/2016).
Menurut dia, sejak 2013 hingga saat ini, penurunan penjualan kamera bisa mencapai 50%. Akibat tergerusnya pasar kamera oleh menjamurnya smarphone tersebut banyak pemilik toko kamera yang akhirnya gulung tikar.
“Sebagian dari mereka lebih memilih untuk mengurangi penjualan kamera dan beralih menjual ponsel pintar,” katanya.
Meski demikian, imbuhnya, kebanyakan para pedagang bukan menjual ponsel pintar dengan harga premium melainkan smartphone untuk segmentasi menengah dan menengah bawah. “Kami tetap memilih produk ponsel dengan margin tinggi, salah satunya Oppo. Pada dasarnya kami masih berharap penjualan kamera kembali baik,” katanya.
Sementara itu, terkait dengan teknologi terbaru diakuinya keberadaan kamera kamera digital sejenis kamera merek Gopro membuat pasar kamera mulai menggeliat. “Kamera jenis ini biasanya dipilih oleh mereka yang menyukai traveling dan sport. Mereka enggan untuk menggunakan ponsel karena hasil jepretan berbeda dengan gopro,” katanya.
Kontribusi kamera sejenis kamera digital Gopro itu bahkan mencapai 50% dari total penjualan kamera di Kota Semarang. Menurut dia, keunggulan kamera jenis itu menyentuh seluruh segmen konsumen. “Untuk harganya mulai dari Rp500.000, jadi segmentasinya mulai dari kalangan menengah bawah,” katanya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya