SOLOPOS.COM - Sutradara Bakar Production, Dwi Mustanto atau Mas Mus, saat memberikan motivasi dalam acara Solopos Goes to Campus 2022 di Udinus Semarang, Rabu (28/9/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)
Solopos.com, SEMARANG – Sutradara Bakar Production Dwi Mustanto menjadi pembicara pertama yang mendapatkan kesempatan berbicara dalam gelaran Solopos Goes to Campus 2022 di Gedung H Kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Rabu (28/9/2022).
Menurut Mas Mus, sapaannya, kreativitas bisa dimunculkan justru ketika kesulitan menghimpit. “Pandemi bagi saya berkah, meski bagian sebagian orang adalah musibah. Sebab dari sana muncul kreativitas. Konten-konten saya muncul ketika pandemi, jadi ini semacam iseng-iseng berhadiah,” kata sutradara komedi situasi YouTube, Balada Kampung Riwil ini.
Mas Mus melanjutkan, untuk menemukan kreativitas maka setiap tekanan yang dirasakan seniman tak boleh membuatnya gagap.
“Jangan gagap, tapi juga jangan menunggu kreativitas turun dari langit. Semua harus dipaksa,” jelasnya.
“Jangan gagap, tapi juga jangan menunggu kreativitas turun dari langit. Semua harus dipaksa,” jelasnya.
Mas Mus melanjutkan, segala ide yang ia tuangkan ke dalam tulisan untuk kemudian menjadi skrip Balada Kampung Riwil sebagian besar berasal dari pengalaman pribadinya.
Baca juga: Solopos Goes to Campus 2022 di Udinus Semarang Disambut Antusiasme Tinggi
Event yang digelar dengan dukungan beberapa sponsor seperti Sharp, Tokopedia, Bank Jateng, Telkom, Astra Honda Motor, Bank Mandiri, Epson, dan Galeri 24, diikuti sekitar 300-an mahasiswa Udinus Semarang.
Wakil Rektor IV Udinus Semarang, Pulung Nurtantio Andono, mengaku senang dengan acara Solopos Goes to Campus di kampusnya. Ia menyebut acara semacam ini sangat penting untuk memotivasi mahasiswa untuk lebih percaya diri dalam berkreativitas dan terjun di dunia kewirausahaan.
Baca juga: Solopos Goes to Campus Menyapa Mahasiswa Udinus Semarang, Besok
“Seluruh program studi di Udinus wajib ada program kewirausahaan. Ini ilmu penting, pandemi mengubah mindset kita bagaimana tranksasi konveksional ini berubah dan harus dengan cepat. Oleh karena cocok sekali Solopos mengahdirkan para narasumber yang luar biasa ini untuk sharing ilmunya,” urai Pulung.
Ia pun mengapresiasi langkah Solopos yang ‘concern’ pada perkembangan dunia entrepreneurship di kalangan mahasiswa. “Dua tahun lalu frasa start-up sering muncul. Kita tahun banyak perusahaan yang mulanya start-up berakhir sukses. Nah, tantangannya adalag mahasiswa kita bisa apa untuk menjadi wirausahawan. Apakah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi cuma bisa jualan?” kata Pulung diplomatis.