SOLOPOS.COM - Garis polisi telah terpasang di tempat penemuan mayat pria yang dicor beton di sebuah tempat usaha isi ulang air di Jalan Mulawarman Raya, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Nama Irwan Hutagaalung, 53, bos pemilik tempat air isi ulang di Jalan Mulawarman Raya, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), tengah ramai diperbincangkan netizen di media sosial (medsos). Hal ini menyusul pengakuan tersangka pembunuhan sekaligus karyawannya, Muhammad Husen, 28, yang mengaku jika bosnya adalah sosok yang ringan tangan. Lantas, bagaimana sebenarnya sosok pemilik tempat air isi ulang itu?

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Irwan Hutagalung lahir di Tarutung, Sumatra Utara (Sumut), pada 28 Februari 1970. Tak diketahui pasti kapan Irwan pindah ke Jateng, namun tempat tinggalnya di Kota Semarang berada di Perumahan Bukit Agung Blok O Nomor 02 RT 003 RW 004, Kecamatan Banyumanik, Semarang.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Terus pak Irwan sewa kontrakan di sini [Jalan Mulawarman] untuk buka usaha galon [air isi ulang]. Desember besok [2023] genap tiga tahun sewanya. Dia juga punya dua rewang [pembantu], mbak Yuli sama mas Husen,” kata Ismagono, 50, pemilik toko yang menyewakanya kepada korban, beberapa waktu lalu.

Saat ditanya terkait pribadi Irwan Hutagalung, bos air isi ulang di Semarang itu, Ismagono tak terlalu mengetahui secara pasti. Namun, ia tak menampik bila banyak kabar beredar yang menyebut korban sering memarah-marahi anak buahnya, terutama Husen.

“Kata orang, ada yang bilang pak Irwan galak sama rewange, tapi itu katanya [orang-orang],” ungkapnya.

Kendati galak, hal itu tak dibenarkan oleh seorang anak buahnya bernama Yuli. Perempuan yang sudah ikut bekerja bersama Irwan sekitar dua tahun itu menyebut korban adalah orang yang baik.

“Tapi kalau kata mbak Yuli, bilangnya enggak kok, pak Irwan baik orangnya, sering memberi uang juga, itu katanya [Yuli],” imbuh Ismargono.

Pisah Ranjang

Ismargono menambahkan, Irwan Hutagalung memang lebih sering tidur di toko air isi ulang tersebut ketimbang balik ke rumahnya yang berada di Perumahan Bukit Agung, Banyumanik, Semarang. Tak hanya itu, korban juga disebut pekerja keras karena sering bekerja dari pagi hingga menjelang dini hari.

“Dia [Irwan] sudah pisah ranjang sama Istrinya. Jadi lebih sering di sini [tokonya]. Orangnya pekerja keras juga, dari jam sembilan pagi sampai sembilan malam kadang masih kerja, terus lanjut bersih-bersihin galon atau daganganya,” bebernya.

Sementara itu, Muhammad Husen, saat dihadirkan di gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023), mengaku tega membunuh Irwan Hutagalung karena merasa sakit hati. Sebab, korban yang awalnya dinilai baik, seiring waktu justru malah sering berperilaku kasar terhadap dirinya.

“Saya sakit hati. Sering dipukuli, pakai tangan kosong. Karena setiap ada salah kecil, langsung main tangan, dipukul bagian mata, kepala, badan juga sering. Itu (mulai sering dipukul) saat pertengahan puasa,” aku Husen, yang baru bekerja pada awal puasa 2023 ini.

Muhammad Husen, sebelum bekerja di tempat isi ulang air minum milik Irwan Hutagalung adalah seorang pekerja di warung indomie atau Warmindo yang juga berada di kawasan Tembalang Semarang.  Husen kali pertama menjalin komunikasi dengan Irwan ditempat kerja lamanya itu, karena korban sering mengantarkan galon dan gas ke Warmindo tempatnya bekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya