SOLOPOS.COM - Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu (keempat dari kiri) menyaksikan Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Tanozisochi Lase (ketiga dari kanan) menanda tangani nota kesepakatan proyek Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di Hotel Tentrem, Rabu (26/1/2023). (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), saat ini tengah menyiapkan pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) guna mengatasi permasalahan kerusakan air karena pencemaran. Jika pembangunan SPALD-T ini selesai, maka masyarakat di Kota Semarang nantinya tidak akan lagi butuh septic tank atau tangki septik.

Pembangunan SPALD-T ini dilakukan Pemkot Semarang di wilayah Banjardowo, Kecamatan Genuk. Pembangunan ini didukung Direktorat Ciptakarya dan Sanitasi Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Dalam penanda tanganan nota kesepakatan di Hotel Tentrem, Kota Semarang pada Rabu (26/1/2023), Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR, Tanozisochi Lase, mengatakan SPALD-T memiliki banyak kegunaan bagi kawasan yang berpenduduk padat seperti Kota Semarang.

“Biasanya daerah padat isu limbahnya menganggu, kalau banjir kan naik sendiri. Instalasi pembuangan limbah terpusat itu berfungsi dalam penurunan BOD, fosfor, dan lainnya. Jadi semua polutan limbah itu direduksi dengan sistem aerasi atau membran, tergantung mana opsi nanti yang cocok,” jelasnya.

Mengenai sistem kerjanya, Lase mengatakan SPALD-T akan efektif karena masyarakat kelak tidak akan memerlukan septic tank atau tangki septik lagi. Sebab, limbah yang dihasilkan akan dialirkan langsung dari permukiman menuju ke pusat instalasi. Direktorat Ciptakarya dan Sanitasi menjadi penyedia instalasi dan perpipaan.

Lase juga menyebutkan masalah meluapnya air limbah septic tank ketika penuh juga akan teratasi lantaran instalasi sistem ini memiliki luas hingga tiga hektare. Sejauh ini, DKI Jakarta sudah menerapkan sistem ini di dua kecamatan dan terhitung berhasil.

“Memang belum mencakup semua wilayah, tapi dua kecamatan itu di pusat kota. Di Semarang sistem ini akan bisa melayani enam kecamatan, tapi membangunnya kan bertahap jadi nanti dua kecamatan dulu,” sambungnya.

Kementerian PUPR juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama Pemkot Semarang yang sudah membantu melancarkan program ini lewat pembebasan lahan dan perizinan yang tinggal sedikit lagi tuntas.

Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, menyebutkan tahun ini permulaan proyek pembangunan SPALD-T akan berupa penyelesaian administrasi. Sedangkan tahap konstruksi pembangunan instalasi akan dimulai pada tahun 2024 mendatang.

Ita, sapaan Hevearita mengatakan, SPALD-T ini akan dioperasikan dengan pengenaan retribusi kepada masyarakat yang menggunakan sistemnya. Operasionalnya sendiri akan diserahkan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Banyu Moedal.

“Saat ini pembebasan sudah selesai namun kami masih perlu membangun jalan masuk. Jika 2024 dibangun, kemungkinan 2027 bisa dioperasikan,” kata Ita.

Ita menambahkan, program ini diproyeksikan untuk enam kecamatan yang penduduknya terpadat. “Harapan selain kebersihan adalah karena nanti dikelola oleh PDAM, maka bisa menangani stunting. Sebab mengatasi stunting yang terpenting adalah sanitasi, setelah gizi yang bisa diintervensi dan sumber daya manusianya,” tandas Ita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya