SOLOPOS.COM - Seorang karyawan Toko Rajawali, Terminal Angkudes Wonogiri, Prayit ‘Gogik’ menunjukkan dua sak beras jenis mentik yang dijualnya, Senin (23/2/2015). Stok beras di tokonya habis sepekan terakhir. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Seorang karyawan Toko Rajawali, Terminal Angkudes Wonogiri, Prayit ‘Gogik’ menunjukkan dua sak beras jenis mentik yang dijualnya, Senin (23/2/2015). Stok beras di tokonya habis sepekan terakhir. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Seorang karyawan Toko Rajawali, Terminal Angkudes Wonogiri, Prayit ‘Gogik’ menunjukkan dua sak beras jenis mentik yang dijualnya, Senin (23/2/2015). Stok beras di tokonya habis sepekan terakhir. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

 

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Stok beras Jateng diupayakan untuk tetap terpenuhi. Meski demikian, target serapan beras Bulog Jateng meleset dari perkiraan alias mulai turun 

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Target serapan beras oleh Bulog Divisi Regional Jawa Tengah turun dari rencana awal karena waktu serapan baru dimulai pada bulan lalu.

“Jika sebelumnya pemerintah pusat menargetkan Bulog Divre Jateng mampu menyerap beras sebesar 525.000 ton hingga akhir tahun, saat ini target tersebut sudah direvisi menjadi 360.000 ton,” kata Kepala Bulog Divre Jateng Damin Hartono di Semarang seperti dikutip Antara, Rabu (22/4/2015).

Hingga saat ini, volume beras dan gabah setara beras yang sudah berhasil diserap oleh Bulog mencapai 17 ribu ton. Jumlah tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang mampu menyerap 95 ribu ton.

Dia mengakui ketidaksesuaian antara volume serapan beras pada tahun ini dengan tahun lalu, karena pada tahun lalu serapan beras oleh Bulog sudah dilakukan sejak Januari, sedangkan pada tahun ini baru dimulai pada pertengahan Maret seiring dengan keluarnya Inpres No. 5/2015.

Awalnya, pemerintah meminta Bulog Divre Jateng untuk mengajukan revisi target dan Bulog sempat mengajukan total penyerapan hingga akhir tahun, yaitu 350.000 ton, namun akhirnya pemerintah memutuskan untuk menambah 10.000 ton.

Menurun dia, target serapan tersebut juga tidak lepas dari sulitnya Bulog memperoleh gabah maupun beras yang sesuai dengan syarat yang sudah ditentukan oleh pemerintah melalui inpres tersebut, di antaranya kadar air maksimal 14%, butir padi patah maksimal 20%, kadar menir maksimal 2%, dan derajat sosoh minimal 95%.

Dia mengakui kondisi yang terjadi saat ini berdampak pada sulitnya memperoleh beras dengan kadar air di bawah 14%. Banyak mitra Bulog yang belum bisa melakukan kerja sama kembali karena kesulitan memenuhi syarat tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya