SOLOPOS.COM - Manajer Daerah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Jateng-DIY, Abidarin. (jatengprov.go.id)

Solopos.com, SEMARANG – Ketersediaan minyak goreng curah di Jawa Tengah (Jateng) dipastikan mencukupi hingga usai Lebaran nanti. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembelian berlebih, atau panic buying demi menjaga stabilitas harga di pasaran.

Manajer Daerah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Jateng-DIY, Abidarin, mengatakan pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan produsen untuk mendatangkan sebanyak 3.000 ton minyak goreng curah. Pada awal pekan April 2022, telah datang pasokan sebanyak 2.614 ton minyak goreng curah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ia menyebut, Provinsi Jateng telah mendapatkan besaran kuota tertentu. Meski demikian, kuota itu masih bisa berubah menyesuaikan kebutuhan di lapangan.

Baca juga: Pembeli Minyak Goreng Curah di Solo Masih Mengular, Ini Penyebabnya

“Dari total 3.000 ton, kuota untuk Provinsi Jawa Tengah adalah 2.700 ton. Sedangkan, untuk DI Yogyakarta kuotanya 300 ton. Hingga tanggal 11 [April] kemarin, total sudah 450 ton disalurkan, stok masih 2.150-2.200 ton. Ini mampu meng-cover kebutuhan untuk dua pekan ke depan. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir,” ujarnya, dikutip dari laman Internter resmi Pemprov Jateng, Selasa (12/4/2022).

Selain stok yang telah tiba, Abidarin menyebut akan ada tambahan pasokan sebesar 3.000 ton minyak goreng curah ke Jateng. Diperkirakan, jatah tersebut akan memperkuat ketahanan stok seusai momen Idulfitri.

Terkait distribusi, Abidarin mengaku akan memberdayakan distributor wilayah dan agen serta pengecer. Menurutnya, pasokan minyak goreng curah, telah dikucurkan pada pasar-pasar di 35 kabupaten/ kota.

Penyaluran

Adapun, alokasi minyak goreng ditentukan berdasarkan jumlah penduduk. Rata-rata tiap daerah di Jateng memperoleh pasokan 75-90 ton per kota/kabupaten, tergantung jumlah penduduknya. Ia menyebut, ketersediaan pasokan minyak goreng curah diikuti dengan subsidi harga.

“Sudah ditetapkan pemerintah, harga jual dari PPI ke pedagang [agen, D2, pengecer] itu Rp13.000 per liter atau Rp14.400 per kilogram. Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pedagang ke konsumen Rp14.000 atau Rp15.500 per kilogram,” ucapnya.

Baca juga: Warga Antre 10 Jam, Stok Minyak Goreng Curah di Semarang Kosong

Abidarin menyebut, untuk memperoleh minyak goreng sesuai HET masyarakat dapat membeli pada toko yang berlabel khusus. Ia menyebut, pada pasar di 35 kabupaten/ kota sudah ditentukan toko yang mendapatkan label itu.

Pada label tersebut, tertera tulisan “Minyak Goreng Curah untuk Kebutuhan Masyarakat Usaha Mikro dan Usaha Kecil : HET Rp 14.000/liter atau Rp 15.500/kg”. Terkait pengawasan harga, pihaknya menggandeng satgas pangan dan dinas terkait di 35 daerah. Selain itu, untuk menjadi rekanan PT PPI harus melakukan penandatanganan pakta integritas dan menyertakan syarat berupa NIK, NPWP dan SIUP.

“Masyarakat juga boleh ikut melakukan pengawasan jika ada harga yang di luar ketentuan. Mangga sampaikan dan bisa dibuktikan dengan bukti dokumen otentik, sampaikan saja ke PT PPI. Jangan sampai hanya adu-adu saja,” tuturnya.

Terakhir, ia berharap masyarakat tidak panik terkait pasokan minyak goreng. “Masyarakat tak perlu panic buying sampai lebaran dan setelah lebaran,” pungkas Abidarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya