SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SEMARANG — Yuda Bagus, 34 dikenal sebagai seorang suami yang berwatak temperamen dan gemar melakukan kekerasan terhadap istrinya sendiri AA, 22. Puncak dari penganiayaan oleh suami sendiri itu, AA meninggal dengan kondisi tubuh penuh luka lebam dan goresan di Jalan Sendangguwo Selatan RT 015/RW 002, Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada Senin (28/8/2023) sekitar pukul 04.00 WIB.

Salah satu saksi sekaligus ayah dari Yuda Bagus, yakni Suwito, 63, mengatakan pasangan suami istri itu memang kerap kali cekcok dan beradu mulut. Tak jarang, Yuda Bagus juga tega melakukan kekerasan terhadap korban.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Memang setiap malam suka bertengkar sama istrinya, kadang gitu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ini yang paling parah. Biasanya, cekcok selesai enggak apa-apa. Memang, temperamen, gampang marah [kepribadian/watak Yuda Bagus],” ujar Suwito kepada wartawan, Senin (28/8/2023).

Suwito sendiri mengaku tidak bisa berbuat apa-apa ketika pasutri itu terlibat pertengkaran. Pasalnya, ia juga takut karena sang anak temperamen dan mudah tersulut emosinya.

“Saya tidak lihat [kejadiannya]. Soalnya, dia marahnya kayak gitu, takut kalau ada apa-apa. Saya jaga diri juga karena sudah rumah tangga, nyatanya ada kejadian ini,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua RT setempat, Novri. Tokoh masyarakat ini mengaku sering mendapat laporan dari warganya jika pasutri tersebut kerap ribut. Bahkan, warga melihat banyak luka lebam di wajah AA pada 16 Agustus 2023.

“Akhir-akhir ini dua kali [KDRT]. Pas malam 17-an, kemungkinan masalah sama. Pas malam 17 Agustus banyak yang bilang wajah bengep [lebam], tapi pas lewat dia pakai masker,” ungkap Novri.

Warga sebenarnya tidak tinggal diam dengan ulah pelaku. Novri bahkan sempat lapor lewat aplikasi Libas, Minggu (27/8/2023) malam.

Waktu itu, pelaku berteriak-teriak sambil membawa senjata tajam (sajam) di depan rumahnya. Pelaku sempat dibawa ke Polsek Tembalang lalu dilepaskan setelah membuat surat pernyataan.

“Posisinya sedang mabuk karena mulutnya bau miras. Saya kan laporan ke Libas kemudian dijemput. Sudah ke Polsek kemarin malam pukul 24.00 WIB. Di sana terus buat surat pernyataan tidak mengulangi lagi. Kembali ke sini saya gonceng-kan. Malamnya pulang, malah tadi kejadian itu, sekitar pukul 03.18 WIB,” imbuhnya.

Ia sendiri tidak mengetahui apa persoalan yang terjadi di antara pasutri tersebut. Namun, pelaku sempat menyebut jika istrinya diduga berselingkuh.

“Kalau di motor pas saya gonceng-kan, dia curhat, ‘aku punya masalah gede, tapi ra iso tak ceritake’. Tapi lama-lama kebuka, katanya masalah sama bojone [istrinya]. Bojone mulai ngglender, selingkuh. Tapi itu alasan dia,” tandasnya.

Sebelumnya, AA, 22, meninggal dunia setelah menjadi korban KDRT yang dilakukan oleh suaminya sendiri. AA meninggal dengan kondisi tubuh penuh luka lebam dan goresan.

Peristiwa tragis itu terjadi di rumah korban dan pelaku di Jalan Sendangguwo Selatan RT 015/RW 002, Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang sekitar pukul 04.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya