SOLOPOS.COM - Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)

Solopos.com, PURWOREJO — Konflik antar-warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah terkait penambangan batu andesit di lahan desa setempat untuk pembangunan proyek strategis nasional (PSN), Bendungan Bener telah merusak keharmonisan. Warga terpecah menjadi dua kubu, yaitu pendukung dan menolak penambangan.

Beberapa warga Desa Wadas dari dua kubu, baik yang mendukung dan yang kontra terkait penambangan batu andesit menceritakan keluh kesah dan harapan mereka. Meskipun mereka berada di kelompok yang berbeda, namun mereka memiliki harapan yang sama, yaitu keharmonisan antara warga Desa Wadas kembali terbangun.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Salah satu warga, Jamil, yang mendukung adanya proyek pembangunan di Desa Wadas. Jamil mengatakan bahwa karena konflik rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas ini membuat hubungan dengan kedua orang tuanya memanas. Biasanya Jamil mengunjungi rumah orang tuanya yang jaraknya tidak terlalu, namun karena kondisi memanas membuat dia harus jauh dari orang tuanya dulu.

Baca juga: Ganjar: Desa Wadas Tetap Jadi Lahan Tambang Batu Andesit

Kemudian Siswanto, salah satu warga yang menolak penambangan batu andesit di lahan Desa Wadas ini juga mengungkapkan kesedihannya atas kondisi hubungan antar warga desa yang memanas akibat renana penambangan tersebut. Dia mengatakan bahwa semenjak terpecahnya warga desa menjadi dua kubu tersebut, tidak ada lagi tradisi Nyadran yang sudah turun-temurun dilakukan warga setempat. Dia berharap bahwa kondisi desa bisa kembali pulih seperti sedia kala.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak sebagai pemrakarsa proyek dan bagian dari instansi pemerintah mengatakan bahwa pihaknya akan tunduk pada apa yang menjadi keputusan pemerintah pusat. Yosiandi R. Wicaksono selaku Kabid Pelaksana Jaringan Sumber Air BBWS Serayu Opak mengatakan bahwa pihaknya hanya sebatas pelaksana kebijakan dari pusat saja.

“Kalau kebijakannya tetep harus di [desa] Wadas, ya kami harus lanjutkan di Wadas. Kalau pemerintah pusat menghendaki geser, ya sudah kita laksanakan sesuai instruksi pimpinan.” ungkap Yosiandi, dalam tayangan CNN Indonesia News Update yang dikutip, Selasa (22/2/2022).

Baca juga:  Siapa yang Untung dari Tambang Andesit Wadas? Ini Jawaban Ganjar

Penambangan Batu Andesit Tetap Dilakukan di Desa Wadas

Sementara itu, seperti yang telah diberitakan Solopos.com, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menegaskan lokasi tambang batu andesit untuk mendukung proyek Bendungan Bener ditetapkan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Bukan tanpa alasan, hal ini telah melalui kajian komprehensif dari banyak ahli.

Penambangan batu andesit di Desa Wadas juga memperhitungkan aspek praktis dan ekonomis. Menurutnya, jarak antara Bendungan Bener dengan lokasi penambangan batu andesit relatif lebih dekat. Hal itu membuat wilayah Wadas menjadi tempat yang paling memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan material pembangunan Bendungan Bener.

Ganjar menambahkan pemerintah tetap menargetkan Bendungan Bener tetap bisa diselesaikan sesuai target yakni pada tahun 2023. Pemerintah, kata dia, akan berupaya secepat mungkin untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam pembangunan Bendungan Bener.

Baca juga: Ganjar: Tambang Andesit di Desa Wadas Bukan untuk Komersil

Keputusan Gubernur Ganjar ini cukup bertolak belakang dengan keinginan warga sebagian Desa Wadas yang menolak penambangan batu andesit  saat menerima kunjungannya beberapa hari yang lalu bahwa mereka menerima etika baik sang gubenur yang datang menemui warga desa yang menolak penambangan namun keinginan mereka tetap sama, yaitu mendesak pemerintah untuk memindahkan lokasi penambangan batu andesit.

Sementara mereka yang mendukung mengaku bahwa mereka pasrah dengan kebijakan pemerintah. Salah satu warga yang mendukung adanya penambangan mengatakan bahwa penambangan batu andesit di kampung kelahirannya itu tidak akan berdampak besar. Dia mengatakan selama lahan masih ada, kesempatan untuk bercocok tanam juga selalu ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya