Jateng
Sabtu, 12 Agustus 2023 - 13:02 WIB

Sumur Mengering, Warga Desa Kalikayen Ungaran Timur Krisis Air Bersih

Hawin Alaina  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendahara Palang Merah Indonesia (PMI) Jacobus Dwihartanto (kanan) saat mengawasi droping air bersih untuk warga Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. (Istimewa)

Solopos.com, UNGARAN – Musim kemarau kering yang terjadi tahun ini membuat ratusan warga Dusun Kebontaman, Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mengalami krisis air bersih.

Kekeringan bahkan sudah melanda dusun tersebut sejak Mei 2023. Akibatnya sekitar 250 keluarga dengan 800-an jiwa kesulitan air bersih. Mereka bertahan hanya dengan mengandalkan bantuan dari berbagai pihak karena tak ada lagi sumber air di wilayahnya.

Advertisement

Seorang warga Saya’ah, 60, mengatakan sumur yang menjadi andalan untuk kebutuhan air saat ini mengering sejak satu bulan terakhir. Padahal, sumur itu memiliki kedalaman sekitar 17 meter. Kondisi itu pun membuat dirinya hanya bisa menunggu dropping air bersih dari pemerintah. Sementara untuk mengambil air di sungai, dirinya mengaku sudah tidak sanggup.

“Jaraknya jauh, sampai tiga kilometer. Kalau jalan bawa galon sudah tidak kuat. Kalau tetangga ada yang bawa motor, biasanya numpang mengambil air di sungai,” kata Saya’ah, Jumat (11/8/2023).

Ketua RT 003 RW 004 Dusun Kebontaman, Markunaris, mengatakan musim kemarau paling ini adalah yang terparah. “Ini kondisinya sangat kering, karena sangat lama. Warga sekitar 250 keluarga kesulitan mencari air,” ungkapnya.

Advertisement

“Kalau untuk kebutuhan sehari-hari, masak dan mandi sudah ada warga yang beli air galon, satu galon Rp4.000. Kalau untuk cuci dan lainnya warga ke sungai,” kata Markun.

Dia pun mengungkapkan, bantuan dari berbagai pihak telah diterima warga. “Dari BPBD juga sudah dropping air, sehingga dengan adanya bantuan dari PMI hari ini, kami atas nama warga juga mengucapkan terima kasih,” jelasnya.

Sementara Bendahara Palang Merah Indonesia (PMI), Jacobus Dwihartanto, mengatakan dropping air akan terus dilakukan selama masyarakat membutuhkan. “Kita ada 50 mobil tangki untuk mengangkut air bersih, jadi yang terpenting adalah melakukan distribusi dari daerah yang surplus air ke daerah yang kekurangan,” ungkapnya.

Advertisement

Dia mengaku kaget karena ternyata warga Kalikayen mengalami kesulitan air bersih sejak Mei 2023. “Ini dampak dari El Nino sehingga kekeringan yang terjadi menjadi lebih lama. PMI akan selalu hadir membantu masyarakat, sehingga jika membutuhkan air, bisa langsung koordinasi,” kata Jacobus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif