Jateng
Jumat, 17 Mei 2024 - 12:59 WIB

Polemik Bus Tak Laik Jalan, Terminal Mangkang Uji KIR 150 Unit hingga April

Redaksi Solopos.com  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Terminal Mangkang Semarang. (Istimewa/semarangkota.go.id)

Solopos.com, SEMARANG – Terminal Tipe A Mangkang di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), telah melakukan uji KIR sebanyak 150 bus sepanjang 2024.

Kendati telah menguji ratusan bus selama Januari-April, namun masih banyak bus yang lolos dari pemeriksaan lantaran tak mau masuk ke terminal resmi.

Advertisement

Kepala Terminal Tipe A Mangkang Semarang Reno Adi Pribadi, mengatakan dari armada tersebut satu di antaranya tidak laik jalan. Yakni PO bus dari PT. Dewi Putri Nasima yang melanggar ketentuan karena ban cadangan tidak laik dan KIR tidak berlaku.

“Kami sudah beri peringatan, dan masih belum diperbaiki sehingga kami larang operasi sampai terpenuhi semua [syarat laik jalan],” kata Reno kepada Solopos.com, Jumat (17/5/2024) malam.

Advertisement

“Kami sudah beri peringatan, dan masih belum diperbaiki sehingga kami larang operasi sampai terpenuhi semua [syarat laik jalan],” kata Reno kepada Solopos.com, Jumat (17/5/2024) malam.

Kendati telah memeriksa 150 bus sepanjang 2024, Reno mengaku masih mendapati kendala. Sebab, wewenangnya hanya terbatas di terminal resmi atau Terminal Tipe A Mangkang.

“Per hari bisa lima sampai 10 bus [di uji KIR]. Tapi kami ada kendala karena masih banyak bus tak mau masuk terminal Mangkang dan memilih di terminal banyangan. Sementara wewenang kami hanya di Terminal Mangkang,” bebernya.

Advertisement

Sebab, wewenang uji KIR di terminal bayangan ada dibawah tanggung jawab Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang.

“Itu [terminal bayangan] ranah [Dishub] Kota Semarang, saya enggak bisa menyampaikan. Namun, mungkin saja mereka pilih di terminal bayangan karena lebih gampang dapat penumpang, dekat tol dan pemukiman,” ujarnya.

Oleh karena itu, Reno menghimbau kepada PO maupun masyarakat agar bisa naik atau turun di terminal resmi. Sebab, pihaknya bisa memantau dari segi keamanan dan ketertiban bus.

Advertisement

“Lebih aman dan nyaman itu sebenanrya naik dan turun di terminal resmi, karena di jalan kami tak bisa pantau keselamatan. Kalau di terminal bisa awasi, keluhan atau laporan bisa kami tindak,” jelasnya.

Sekadar untuk diketahui, kecelakaan maut rombongan siswa SMK Lingga Kencana asal Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (11/5/2024) lalu, menyita perhatian nasional, tak terkecuali di Jawa Tengah (Jateng). Adapun kecelakaan tersebut terjadi lantaran bus yang dikendarai tak laik jalan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif