Jateng
Jumat, 20 Januari 2017 - 18:50 WIB

TAHUN BARU IMLEK : Dikecam Ormas Islam, Festival Daging Babi Tetap Digelar

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Penyelenggara Pork Festival, Firdaus Adinegoro, menunjukkan surat kesepakatan hasil audensi pihaknya dengan sejumlah ormas Islam terkait penyelenggaran festival kuliner daging babi di Mapolrestabes Semarang, Jumat (20/1/2017). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Tahun baru tarikh China 2568 Imlek, perayaannya di Semarang, diwarnai penyelenggaraan agenda kuliner daging babi yang dikecam organisasi masyarakat (ormas) Islam.

Semarangpos.com, SEMARANG – Festival kuliner daging babi bertajuk Pork Festival yang digelar dalam rangka menyemarakan perayaan Tahun Baru China atau Imlek di Semarang tetap akan berjalan sesuai jadwal. Meski pun acara yang akan digelar di Mall Sriratu, Semarang, Senin-Minggu (21-29/1/2017) itu mendapat penolakan dan kecaman dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam.

Advertisement

Ketua Penyelenggara Pork Festival, Firdaus Adinegoro, menyebutkan dalam audensi dengan para tokoh ormas Islam di Mapolrestabes Semarang, Jumat (20/1/2017), disepakati bahwa festival kuliner daging babi itu tetap digelar sesuai jadwal. Meski demikian, seusia dengan permintaan para anggota ormas Islam itu nama acara diganti, dari Pork Festival menjadi Festival Kuliner Imlek.

“Mereka keberatan dengan nama acaranya, yakni Festival Daging Babi atau Pork Festival. Akhirnya, kami turuti mengganti acaranya menjadi Festival Kuliner Imlek. Kalau acaranya tetap sama,” ujar Firdaus saat dijumpai Semarangpos.com di Mall Sriratu, Semarang, Jumat siang.

Firdaus sebenarnya kecewa dengan pergantian nama acara itu. Hal itu dikarenakan pihaknya sebenarnya ingin memberitahukan kepada masyarakat, khususnya yang beragama Islam, agar tidak mendekat atau hadir dalam festival kuliner tersebut.

Advertisement

Namun, rupanya penggunaan kata-kata festival daging babi itu menimbulkan kontroversi hingga ia pun memutuskan untuk mengganti.

“Kalau namanya jadi Festival Kuliner Imlek kan jadi abu-abu lagi. Warga yang Muslim datang ke acara ini jadi bisa tertipu. Setelah makan, ternyata yang dimakan daging babi yang diharamkan oleh agamanya,” imbuh Firdaus.

Meski demikian, Firdaus berencana tetap menempelkan logo makanan daging babi di pintu masuk lokasi festival kuliner daging babi itu. Hal itu dilakukan atas dorongan moral karena tak ingin umat yang haram mengonsumsi daging babi tertipu.

Advertisement

Tindak tegas
Terpisah, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol. Abiyoso Seno Aji, tidak mempermasalahkan digelarnya festival kuliner daging babi itu. Hal itu karena acara itu tidak melanggar undang-undang dan melawan hukum.

“Enggak masalah. Toh, mereka [penyelenggara] juga sudah meminta izin untuk menggelar acara itu. Kalau pun itu ada larangan dari ormas apa dasarnya. Acara itu kan diadakan untuk menyambut Tahun Baru Imlek, seperti halnya festival opor ayam saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Jadi sah-sah saja,” beber Abiyoso.

Abiyoso juga menyatakan dengan tegas siap menindak ormas-ormas yang berusaha melakukan tindakan-tindakan anarkistis untuk menggagalkan acara itu.
“Kami tindak tegas siapa pun yang berusaha menggagalkan acara itu, terlebih dengan cara-cara kasar,” beber Abiyoso.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif