Tak Hanya Anak-Anak, Seorang Kakek di Salatiga Ini juga Ikut Lomba Lato-lato

Solopos.com, SALATIGA — Sutrisno, 60, seorang kakek asal Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Salatiga tampak asyik mengikuti lomba lato-lato yang digelar panitia jajanan Pasar Salatiga di Taman Wisata Sejarah Salatiga (TWSS), Minggu (22/1/2023). Di kesempatan tersebut, Sutrisno harus bersaing dengan ratusan anak guna meraih juara.

Saat ditemui Solopos.com, Sutrisno mengaku baru pertama kali ikut perlombaan lato-lato. Menurutnya lato-lato adalah permainan yang sangat menantang.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

“Kebanyakan orang itu tantangannya emosi kalau tidak bisa memainkan lato-lato. Terus saya belajar-belajar,” kata kakek yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang warung kelontong ini, Minggu (22/1/2023).

Dikatakannya, ia sering bermain lato-lato di sela-sela menjaga toko kelontongnya. Pada akhirnya, Sutrisno hanya berhasil masuk ke semifinal di ajang perlombaan ini.

Meski terlihat tua sendiri, Sutrisno mengaku tidak malu. Dirinya memang dari rumah berniat mengikuti lomba tersebut.

“Saya enggak malu. Malah saya support anak-anak biar memiliki mental juara,”ungkapnya.

Ketua Panitia Jajanan Pasar Salatiga, Yoel Tanto Nugroho, mengatakan tidak ada batasan umur untuk peserta lomba lato-lato kali ini.

Yoel menyebutkan terdapat 400-an peserta yang ikut serta dalam lomba lato-lato. Penilaian diambil dari peserta yang paling lama memainkan lato-lato.

“Ada rintangannya juga seperti jongkok, main di atas, itu yang kami lombakan,” terangnya.

Menurutnya salah satu manfaat lato-lato mengurangi anak-anak kecanduan pada gawai. Selain itu, dapat melatih ketangkasan pada anak-anak.

Ke depan, selain lato-lato, pihaknya juga ingin menyelenggarakan lomba permainan anak-anak lainnya, seperti egrang dan bakiak.

“Tujuannya agar permainan tradisional itu tidak punah,” katanya.